Anggaran Pertahanan China 2023 Mencapai Rp3,4 Kuadriliun, Mau Perang?

Rabu, 08/03/2023 06:18 WIB
Ilustrasi Kekuatan militer China usai latihan perang. (Sindo)

Ilustrasi Kekuatan militer China usai latihan perang. (Sindo)

Jakarta, law-justice.co - Belum lama ini, Otoritas China mengumumkan anggaran sektor pertahanannya pada 2023 sebesar US$224,79 miliar atau sekitar Rp3,4 kuadriliun.

Dalam pembukaan Sidang Tahunan Kongres Rakyat China (NPC) di Beijing, Minggu (5/3/2023), pengumuman besaran usulan anggaran tersebut mengalami kenaikan 7,2 persen dibandingkan pada 2022.

Hal itu sudah sesuai dengan rencana China untuk mempertahankan pertumbuhan satu digit anggaran pertahanan dalam delapan tahun berturut-turut sejak 2016.

Pada 2020, laju pertumbuhan anggaran pertahanan nasional China sebesar 6,6 persen, kemudian 6,8 persen pada 2021, dan selanjutnya 7,1 persen pada 2022.

China melakukannya sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan modernisasi pertahanan nasionalnya untuk menjaga kedaulatan nasional, keutuhan wilayah, dan kepentingan pembangunan menghadapi ancaman dan ketidakstabilan eksternal.

Masih dari arena pembukaan sidang tahunan lembaga legislatif tersebut, Perdana Menteri China Li Keqiang menargetkan pertumbuhan perekonomian nasional pada 2023 sebesar 5 persen.

Menurut dia, target tersebut mencerminkan kepercayaan diri negaranya dalam pemulihan ekonomi nasional setelah berhasil memerangi pandemi COVID-19 dan mampu menyeimbangkan situasi gejolak ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik.

Target tahun 2023 tersebut juga lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional China yang dicapai pada tahun 2022, yakni sebesar 3 persen.

Rangkaian sidang parlemen dua sesi yang terdiri dari Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPCC) dan NPC digelar pada 4-11 Maret 2023 di Balai Agung Rakyat, Beijing.

Lebih dari 2.000 delegasi, baik yang mewakili partai politik maupun kelompok etnis minoritas, menghadiri sidang tahunan tersebut.

Potensi Perang Dunia Semakin Dekat?

Ketegangan politik antara Ukraina dan Rusia kini semakin berdampak besar pada dunia. Terbaru, Presiden China Xi Jinping bahkan diklaim tengah bersiap dengan potensi terburuk perang.

Analis Rusia yang mengklaim dirinya sebagai salah satu pengamat politik China, Nikola Vaviloc menuturkan, hubungan Beijing dan Washington tidak pernah membaik sejak lama.

pernyataan Vavulovic juga dikutip oleh media Rusai, Media Monitor, Xi Jinping memang akrab dengan siaga militer sejak dirinya menjabat pemimpin negeri tirai bambu.

"Xi Jinping selalu mensiagakan pasukan militer untuk memenangkan perang. Xi Jinping selalu percaya adanya rencana tersembunyi Amerika," kata dia.

Namun demikian, potensi perang mungkin masih jauh dari perkiraan. Pasalnya, perang urat syaraf antara kedua negara memang sudah terjadi sejak lama meski hal ini tidak mengarah pada perang secara nyata.

Amerika Serikat kerap kali memang terlalu banyak ikut campur dengan urusan politik luar negeri yang bersinggungan dengan China.

Sementara, pejabat Angkatan Darat AS Christine Wormuth sudah memperingatkan pemerintah AS agar mengurangi konflik dengan China lantaran dianggap berbahaya.

 

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar