PKS Pastikan Koalisi Perubahan Bubar, Siap Dukung Anies Baswedan

Rabu, 25/01/2023 16:40 WIB
Capres Partai Nasdem Anies Baswedan (sindonews)

Capres Partai Nasdem Anies Baswedan (sindonews)

Jakarta, law-justice.co - Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali memastikan, Koalisi Perubahan yang diinisiasi partainya bersama Demokrat dan PKS tak akan berlanjut, jika ada pihak yang memberi syarat tertentu mendukung pencapresan Anies Baswedan.

Atau dengan kata lain, ada pihak yang memaksakan nama tertentu menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan.

"Kalau ada partai yang memaksakan keinginannya atau mengunci, atau memberikan syarat tertentu untuk mendukung Anies, maka saya pastikan koalisi ini akan bubar, tidak akan terjadi," kata Ali kepada wartawan, Rabu (25/1/2023).

Ali menegaskan, Nasdem mendukung Anies Baswedan maju capres bukan semata-mata untuk kepentingan partainya, tapi lebih kepada kepentingan bangsa secara keseluruhan.

Sebab bagi Nasdem, Anies Baswedan adalah harapan, untuk menyejahterakan rakyat Indonesia, harapan untuk meneruskan pembangunan yang sedang berjalan hari ini.

"Nah, saya berharap mitra koalisi kita juga memiliki pandangan yg sama. Dia tidak boleh bicara tentang kepentingan partainya," ujar dia.

Atas dasar itu, Ali meminta kepada calon rekan koalisinya nanti agar tak membuat analisa sendiri bahwa ada figur di partai mereka masing-masing yang paling tepat mendampingi Anies Baswedan.

"Selalu saya katakan bahwa usulan PKS mencalonkan katakanlah Ahmad Heryawan atau terakhir setuju Khofifah ya kan, dan kemudian Demokrat harus AHY, Nasdem tidak mau menanggapi itu karena Nasdem masih melihat itu sebagai bentuk kedaulatan partai," ucapnya.

"Nah sehingga kemudian itu hak mereka. Tapi kalau kemudian kita sudah terlibat dalam satu koalisi nah makanya kita bicara untuk kepentingan bersama," pungkasnya.

Sebelumnya, Ahmad Ali mengatakan, pihaknya mempersiapkan alternatif koalisi lain untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).

Hal itu dilakukan jika kesepakatan pembentukan Koalisi Perubahan bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat gagal.

Ketika kemudian (koalisi) ini terhambat dengan persyaratan yang tidak mungkin kita penuhi, tentunya kita harus punya alternatif-alternatif, sebut Ali kepada wartawan, Selasa (24/1/2023).

Pasalnya, lanjut Ali, hingga kini Nasdem merasa belum ada pihak yang membantunya untuk mendukung Anies maju dalam kontestasi perebutan kursi RI-1.

Padahal, Nasdem tak bisa mengusung sendiri karena tak mencukupi syarat pencalonan ambang batas presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen kursi DPR RI.

Baru Nasdem yang hari ini mendukung Anies, yang lain belum ada pencetusnya. Sekarang kita menunggu, ungkapnya.

Ia lantas menyinggung adanya keinginan dari Demokrat untuk memasangkan Anies dengan Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ali menegaskan, jika hal itu dipaksakan maka Koalisi Perubahan tak akan terbentuk. Alasannya, Nasdem menolak penentuan calon wakil presiden (cawapres) dilakukan dengan melihat figur semata, tanpa membicarakan kriteria.


Jadi kalau itu tidak diterima Koalisi Perubahan tidak terjadi, artinya itu saling mengunci. Itu yang sejak awal saya katakan bahwa Nasdem menghindari itu, tuturnya. 

 

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar