Tak Cuma Beban Ganda, Diduga PM Ardern Lengser Akibat Ancaman

Sabtu, 21/01/2023 10:20 WIB
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern lengser (Foto: Getty Image/Forbes)

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern lengser (Foto: Getty Image/Forbes)

Selandia Baru, law-justice.co - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan dia bisa tidur nyenyak untuk pertama kalinya setelah pengunduran dirinya.


Hal ini semakin menguatkan spekulasi yang berkembang bahwa pelecehan dan ancaman terhadap Ardern mempengaruhi pada pengunduran dirinya.

Berbicara singkat dengan wartawan di luar bandara Hawke`s Bay pada hari Jumat (20/1/2023), Ardern mengatakan dia merasakan serangkaian emosi dan mengaku tidak menyesal meninggalkan pekerjaannya.

Saya tentu saja merasa sedih, tetapi saya juga merasa lega," ujarnya, sebagaimana dilansir dari Guardian.

Pada hari Kamis (19/1/2023), Ardern mengatakan, pelecehan atau ancaman terhadapnya dan keluarganya tidak menjadi faktor penentu dalam keputusannya untuk mengundurkan diri.

Namun, para pemimpin politik dan tokoh masyarakat terkemuka Selandia Baru mengatakan bahwa fitnah beruntun, pelecehan dan serangan pribadi telah berkontribusi pada kelelahan Ardern akan jabatannya.


Beberapa anggota parlemen bahkan mengatakan Ardern diusir dari jabatannya dan menyerukan Selandia Baru untuk memeriksa kembali budaya politiknya.

Ini adalah hari yang menyedihkan bagi politik di mana seorang pemimpin yang luar biasa telah diusir dari jabatannya karena personalisasi dan fitnah yang terus-menerus,  kata salah satu pemimpin partai Maori Debbie Ngarewa-Packer setelah pengunduran diri Ardern yang mengejutkan pada hari Kamis.

"Keluarganya telah bertahan dari serangan paling buruk selama dua tahun terakhir dengan apa yang kami yakini sebagai bentuk politik paling merendahkan yang pernah kami lihat," tambahnya.

Mantan perdana menteri Helen Clark, pemimpin terpilih perempuan pertama Selandia Baru, mengatakan bahwa Ardern telah menghadapi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya selama masa jabatannya.

Tekanan pada perdana menteri selalu besar, tetapi di era media sosial, clickbait, dan siklus media 24/7 ini, Jacinda telah menghadapi tingkat kebencian dan fitnah yang menurut pengalaman saya belum pernah terjadi sebelumnya di negara kita, katanya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar