Pakde Karwo Kembali Ke Golkar, Apa Efeknya Bagi Demokrat?

Rabu, 04/01/2023 12:00 WIB
Mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo (Breakingnews.co.id)

Mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo (Breakingnews.co.id)

Jakarta, law-justice.co - Mantan Gubernur Jatim Soekarwo dikabarkan kembali berlabuh ke Partai Golkar. Pakde Karwo menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar partai berlambang pohon beringin tersebut.


Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menilai Pakde Karwo sebagai sosok politikus yang bisa merangkul semua kalangan.

"Pakde itu birokrat politisi yang tidak mengenal lawan, semua menjadi sahabat dan kawan. Politisi yang tidak hitam putih, dan bisa enjoy dengan semua politisi termasuk lintas partai," kata Surokim tertulis, Rabu (4/1/2022).

Menurut pengamatannya, Pakde Karwo adalah sosok yang murah hati dan bisa diterima semua kalangan karena selalu mengayomi, bahkan tidak baperan.

"Di mana pun berada beliau bisa menjadi faktor enable pendaya. Itu yang membuat beliau selalu bisa menjadi politisi intan permata," ujarnya.

Dia menilai kepindahan Pakde Karwo ke Golkar tidak mengejutkan, apalagi ada menantunya Bayu Airlangga yang sudah pindah dari Demokrat ke Golkar pada Mei 2022.

"Kalau sekarang Pakde ada d Golkar saya enggak kaget, apalagi ada Mas Bayu menantunya di sana. Tentu beliau ingin juga membersamai menantunya dan memastikan aman untuk jalan politiknya," ucap dia.

Surokim juga meyakini Pakde Karwo memberikan elektoral positif untuk Golkar, terutama di Jatim.

"Beliau tokoh di Jatim yang punya relasi kuat sebagai patron, tetap punya efek elektoral ke Golkar, apalagi beliau pernah menjabat sebagai Gubernur Jatim dua periode, pasti punya relasi kuasa ciamik untuk peta elektoral di Jatim," tuturnya.

Surokim juga melihat kepindahan Pakde Karwo ke Golkar memberi efek ke Partai Demokrat karena dia selama ini identik dengan Demokrat meski sudah keluar sejak 2019.

"Demokrat pasti tetap akan kehilangan karena Pakde Karwo sudah identik juga dengan Demokrat Jatim, apalagi partai di Indonesia faktor tokoh masih menjadi sentral dan punya pengaruh signifikan," pungkas Surokim.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar