Kisah Pilu Korban Gempa Cianjur: Bayar Rp1,5 Juta demi Bisa Mengungsi

Rabu, 14/12/2022 21:04 WIB
Gempa Cianjur (Dok.BNPB)

Gempa Cianjur (Dok.BNPB)

Jakarta, law-justice.co - Sebanyak puluhan korban bencana gempa bumi di Kampung Hargem, Desa Nyalindung, Kecamatan Cugenang, Cianjur diharuskan membayar uang sewa Rp 1,5 juta agar bisa mengungsi di atas lahan pertanian salah seorang pemilik tanah di wilayah tersebut.

Para korban gempa yang sebagian besar rumahnya rusak hingga ambruk itu awalnya membangun tenda masing-masing, hingga akhirnya mereka berkumpul dan membangun posko bersama di atas kebun wortel.

"Ada 38 keluarga yang mengungsi di sini. Sebanyak 15 keluarga yang rumahnya ambruk, sehingga harus mengungsi. Awalnya membuat tenda masing-masing, tapi akhirnya bergabung di lokasi ini," ujar Ujang Ruslan (45), salah seorang pengungsi, beberapa waktu lalu.

Tidak lama, warga pun meminta izin kepada tuan tanah akan menggunakan kebun tersebut sebagai tempat pengungsian. Sebab tidak ada tanah lapang yang bisa dijadikan pengungsian di kawasan tersebut.

Namun ternyata sang tuan tanah malah meminta agar tanahnya tersebut disewa. Bahkan pengungsi diminta untukk menyewa langsung selama tiga bulan.

"Untuk nominalnya tidak nyebut berapa, tapi minta agar disewa langsung tiga bulan. Kami sanggupnya bayar Rp 1,5 juta. Pada akhirnya diterima segitu, jadi bayar sewanya Rp 1,5 juta selama tiga bulan," kata dia.

Dia mengungkapkan warga menggunakan uang sumbangan donatur yang semula akan dibelikan sembako untuk membayar uang sewa.

"Karena pengungsian kita berada di dalam gang, jadi banyak yang tidak tahu. Sehingga bantuan dari pemerintah belum dapat. Tapi ada yang ngasih berupa uang. Tapinya karena harus bayar uang sewa, jadinya uang untuk beli sembako kita bayarkan," kata dia.

Ujang mengaku pengungsi pasrah untuk membayar uang sewa tersebut, sebab terpenting saat ini warga bisa mengungsi, terutama yang rumahnya ambruk.

"Orang miskin mah terima saja kang mau diminta bagaimana juga. Yang penting warga bisa mengungsi, apalagi yang rumahnya ambruk," tuturnya.

Sementara itu, pemilik tanah, H Kholidin, membantah dirinya meminta uang sewa pada pengungsi yang menggunakan lahan kebun wortelnya.

"Dari awal saya tidak menyewakan. Bahkan warga juga tidak bilang dulu, langsung saja menempati. Setelahnya baru ada yang datang. Saya sudah bilang, kalau memang ada uangnya silakan kalau tidak ada juga tidak apa-apa," ucap dia.

Namun, lanjut dia, warga akhirnya memberikan uang Rp 1,5 juta untuk menyewa lahannya selama tiga bulan.

"Saya terima uangnya minggu lalu. Katanya ini ada uang, padahal saya tidak menghargakan," tuturnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar