Ketika Investor IKN Nusantara Masih Angan-angan, ini Saran Ekonom

Jum'at, 09/12/2022 16:00 WIB
Presiden Joko Widodo berkemah di Tengah Hutan lokasi bakal dibangun pusat pemerintahan IKN (Dok.Setpres)

Presiden Joko Widodo berkemah di Tengah Hutan lokasi bakal dibangun pusat pemerintahan IKN (Dok.Setpres)

Jakarta, law-justice.co - Setelah dilakukan jajak pasar atau market sounding yang dikomandoi langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), para investor berebut untuk melakukan investasi pada pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Kalimantan Timur.

Presiden Jokowi mengatakan, investasi IKN saat ini sudah melebihi kapasitas yang jumlahnya meningkat sekitar 25 kali lipat, bahkan kini 39 kali lipat.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mendorong agar pemerintah menindaklanjuti minat dari para investor untuk segera merealisasikan keinginannya membangun ibu kota baru.

Minat investasi yang meningkat tersebut tentu harus segera ditindaklanjuti, agar investor segera merealisasikan investasinya, kata Eko, kepada wartawan, Minggu (4/11/2022).

Menurutnya, ketertarikan dari para investor tersebut harus menjadi sesuatu yang nyata bagi pembangunan IKN Nusantara kedepan.

Agar keinginan untuk berinvestasi tidak sebatas pada ketertarikan saja, tapi harus segera memasukkan investasinya ke Indonesia (IKN), ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan sempat akan berniat mengundang 30 investor yang memang memiliki potensi menanamkan modal di IKN.

Namun, niatan itu urung dilakukan mengingat kawasan inti di IKN sudah ludes diborong investor.

 

"Ini baru menyiapkan lagi kawasan berikutnya.

Kalau ini nanti sudah jadi, baru nanti bapak ibu saya undang lagi untuk ikut mendukung (IKN)," terang Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga memastikan pembangunan IKN tak akan memberatkan APBN.

Pasalnya, mantan walikota Solo itu menuturkan semua dana yang digunakan murni berasal dari para investor yang menanamkan modalnya di kawasan IKN.

Dana untuk membangun IKN dibutuhkan sekitar Rp. 460 triliun dan ia optimis hal itu bisa terwujud.

"Negara sebesar ini jangan kita pesimis dong, membangun (IKN) kurang lebih kalau sekarang US$29 miliar, masa kita grogi, kira-kira kan kalau dirupiahkan Rp460 triliun," ucapnya.

Hal senada diungkapkan Kepala Otoritas IKN Bambang Susantono juga mengklaim investor yang ingin ikut serta membangun ibu kota baru membludak, dimana tahap pertama di bangun adalah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

"Untuk itu, sesuai arahan Presiden, akan dibuka lagi penawaran untuk menyambut minat investor yang tak tertampung di KIPP," ucap Bambang.

"Sekarang untuk investor kita buka lagi di I B dan IC, jadi total daerah dari KIPP atau Kawasan Inti Pusat Pemerintahan itu akan kita langsung buka untuk para investor yang berminat," ungkapnya.

Bambang menerangkan pemerintah juga tidak hanya membuka peluang investasi di wilayah KIPP saja, melainkan juga di area lainnya.

Sejumlah wilayah tersebut antara lain wilayah pariwisata, pusat finansial dan ekonomi, wilayah pendidikan, hingga wilayah kesehatan.

"Jadi intinya tadi arahan beliau adalah membuka seluas-luasnya bagi para investor untuk bergabung dan sesegera mungkin membangun di kawasan IKN ini," lanjutnya.

"Insyaallah ini akan mulai kita wujudkan di tahun depan sehingga tahun depan akan lebih terlihat lagi, lebih banyak lagi konstruksi yang akan kita bangun sehingga nanti pada tahun 2024 manakala Bapak Presiden akan upacara di IKN tentu akan bisa melihat perkembangan-perkembangan yang ada di lapangan," pungkasnya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar