Merasa Tak Disayang, Alasan Dhio Bunuh Keluarganya Diluar Nalar (3)

Jum'at, 02/12/2022 18:20 WIB
Dhio Daffa, pembunuh ayah, ibu dan kakak perempuannya dengan racun di Magelang, Jawa Tengah (Net)

Dhio Daffa, pembunuh ayah, ibu dan kakak perempuannya dengan racun di Magelang, Jawa Tengah (Net)

Magelang, Jawa Tengah, law-justice.co - Dhio Daffa (22), anak durhaka tersangka pembunuhan terhadap orang tua dan kakak kandungnya, melakukan cara licik untuk menutupi perbuatan kejamnya.

Dhio diduga membersihkan sisa muntahan milik ibu, bapak, dan kakak perempuannya usai mereka meminum teh dan kopi yang dicampurnya dengan racun arsenik sehingga tidak ada bekas muntah yang tersisa.


"Kejanggalan yang pertama dari TKP yang ada, korban meninggal karena keracunan biasanya ada sisa muntahan. Pada saat kita temukan di TKP itu clear," ujar Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun di lokasi, Selasa (29/11).


Dhio juga menolak jasad keluarganya diautopsi. Padahal anggota keluarga yang lain meminta agar mayat ketiganya tetap dilakukan autopsi.
"Kemarin dari pihak saudara keluarga korban orang tua atau pasangan suami istri tersebut minta untuk diautopsi. Namun anak kedua ini tidak ingin diautopsi, itu kejanggalannya," jelas Sajarod.


Pada akhirnya, ketiga jenazah korban tetap diautopsi. Hasilnya mereka terpapar racun arsenik dengan kadar yang tinggi. Racun itu merusak, jantung, paru, otak, lambung dan tenggorokan korban.

"Sebagai seorang penyidik tetap kita lakukan autopsi karena ini menyangkut terkait korban meninggal dunia. Sehingga kita ingin melihat penyebab kematiannya karena dugaan kami karena keracunan sehingga perlu dilakukan autopsi," ungkap Sajarod.


Sukoco (69), kakak kandung Heri Riyani (54), atau ibu kandung pelaku sekaligus korban, membenarkan bahwa Dhio menolak autopsi. Dhio beralasan tak tega jika jasad keluarganya diautopsi.


"Iya, dia menolak untuk diautopsi. Katanya kasihan, langsung dimakamkan saja. Tapi saya tetap minta kalau jasad mereka diautopsi," kata Sukoco.


Sukoco mengaku kaget saat polisi mengatakan Dhio sebagai terduga pelaku. Ia tak menyangka Dhio tega membunuh orang tua dan kakaknya.
"Kaget sekali, tidak nyangka. Tapi ketika dia minta tolong sama saya, telepon saya, lalu saya datang, wajahnya biasa saja, tenang. Tidak nangis, tidak sedih atau apa," ungkap Sukoco.

Sukoco tidak akan memaafkan apa yang dilakukan pemuda pengangguran itu. Ia tidak sudi menganggap Dhio sebagai keluarganya.
Saya tidak akan memaafkan dia. Saya sudah coret dia dari keluarga," tegas Sukoco.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar