Sekeluarga di Kalideres Jalani Ritual Mistis Demi Meninggal Damai

Kamis, 01/12/2022 19:20 WIB
Di Tengah Hebohnya Isu Apokaliptik, Polisi Temui Titik Terang di Kasus Tewasnya Keluarga di Kalideres. (Net).

Di Tengah Hebohnya Isu Apokaliptik, Polisi Temui Titik Terang di Kasus Tewasnya Keluarga di Kalideres. (Net).

Jakarta, law-justice.co - Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel mengungkap tujuan ritual mistis yang dilakukan sekeluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat.

Menurut Reza, sekeluarga yang ditemukan tewas membusuk di Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis (10/11/2022) menganut aliran spiritualitas tertentu.


Beberapa waktu lalu, Reza mengaku telah berspekulasi bahwa tidak tertutup kemungkinan penyebab kematian keluarga tersebut adalah bunuh diri yang termotivasi oleh nilai spiritualitas tertentu.

Dan terbaru polisi menemukan bahwa keluarga tersebut sempat melakukan ritual mistis hingga meninggal.

Reza mengungkapkan, tujuan ritual mistis tersebut diduga mereka ingin meninggal secara damai.

"Mereka secara terencana ingin rest in peace. Meninggal dengan cara damai. Damai menurut mereka, tentunya," kata Reza dalam penjelasan yang diterima Kompas.com, Rabu (30/11/2022).

Pada spekulasi kedua, Reza berpandangan kematian keluarga itu tidak berlangsung serentak.

Menurut dia, anggota keluarga termuda meninggal dunia paling akhir.

Tidak tertutup kemungkinan, kata Reza, kematian atau bunuh diri dilakukan berdasarkan kesepakatan bahwa anggota termuda tersebut harus menutup akses makanan bagi tiga anggota keluarga lainnya.

"Dengan situasi sedemikian rupa, kejadian di Kalideres dapat dipahami sebagai peristiwa bunuh diri yang disertai peristiwa pidana sebagaimana pasal 345 KUHP," kata Reza.

Adapun pasal 345 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) mengatur tentang penganjuran dan pertolongan pada bunuh diri tindak pidana.

Beleid itu menyebutkan siapapun yang sengaja mendorong, menolong, hingga memberi saran kepada orang lain untuk bunuh diri maka diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri.

"Namun karena Indonesia tidak mengenal posthumous trial, maka Ditreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ) dapat menyatakan kasus ditutup," kata Reza.

Ritual Mistis Sekeluarga Tewas di Kalideres Terkuak

Sebelumnya, titik terang kasus sekeluarga tewas di Kalideres, Jakarta Pusat.

Titik terang ini terkait dugaan adanya ritual mistik yang dilakukan sekeluarga tewas di Kalideres yang terdiri dari Rudyanto Gunawan, Renny Margaretha, Dian Febbyana dan Budyanto Gunawan.

Dugaan ritual mistik sekeluarga tewas di Kalideres diperkuat adanya temuan buku lintas agama, mantra hingga kemenyan di rumah korban.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan, barang-barang tersebut cenderung mengarah kepada almarhum Budiyanto yang memiliki kepercayaan terhadap aktivitas ritual tertentu.

"Ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra, dan kemenyan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Selasa (29/11/2022).

Selain temuan barang bukti tersebut, dugaan korban Budiyanto diduga kerap menjalani ritual karena meyakini kepercayaan tertentu diperkuat dengan keterangan saksi.

"Hal ini mengakibatkan ada suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," ujar Hengki.

Meski demikian Hengki belum bisa memastikan kepercayaan apa yang mereka anut.

Ia juga belum mengungkapkan apakah ritual yang dimaksudnya adalah melaparkan diri hingga meninggal dunia atau ada jenis ritual lainnya.

Penyidiki pun akan melibatkan ahli sosiologi agama untuk menganalisa soal temuan buku mantra.

Nantinya pakar akan membaca lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di buku mantra itu.

"Kami akan mengundang ahli sosiologi agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku mantra," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, Selasa (29/11/2022).

Hengki menyatakan, penyidik Polda Metro Jaya juga akan memeriksa patologi anatomi untuk mengetahui penyebab kematian.

"Saat ini sedang didalami para ahli kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun RSCM atau Universitas Indonesia," ujar Hengki.

Sebagai informasi, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022).

Fakta-fakta Budyanto Gunawan

Sebelumnya, Fakta-fakta mengenai sosok Budyanto Gunawan (69), satu dari sekeluarga yang tewas di Kalideres terungkap.

Seperti diketahui, Budyanto Gunawan ditemukan tewas di rumah sang kakak Rudyanto Gunawan (70) bersama iparnya, Renny Margaretha dan Dian Febbyana (42) di Perumahan Citra Garden 1 Extension Blok AC5 Nomor 7, Kalideres.

Jasad sekeluarga tewas ini ditemukan warga setempat pada 10 November 2022 dan hingga Jumat (25/11/2022), polisi belum mengungkap penyebabnya.

Selain sosok Rudyanto, Margaretha dan DIan yang menjadi sorotan, keberadaan Budyanto di rumah itu juga menjadoi perhatian penyidik polisi.

Ternyata, tak hanya tinggal di rumah sang kakak, BUdyanto Gunawan ternyata memegang peran penting di rumah tersebut.

Berikut fakta-fakta Budyanto Gunawan:

1. Dichat negatif Dian

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkap fakta baru mengenai percakapan intens dari dua ponsel sesama penghuni rumah tersebut.

Ada komunikasi satu arah antara pemilik ponsel satu ke pemilik ponsel lainnya.

Diduga, anak keluarga tersebut, mendiang Dian Febbyana beberapa kali mengirim pesan ke pamannya, Budiyanto Gunawan namun tidak dibalas.

Chat tersebut berisi luapan emosi negatif yang disampaikan dengan tutur kata tersusun rapi.

"Di rumah itu hanya ada 2 Hp, tetapi ada komunikasi yang intens antara Hp ini ke Hp ini," beber Hengki dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Jumat (25/11/2022).

"Ini intens dan satu arah, jadi tidak dibalas. Dan isinya adalah emosi negatif."

Isi perpesanan tersebut, menurut Hengki, akan menjadi dasar penyelidikan polisi untuk mendapatkan latar belakang korban secara psikologi.

Namun sementara ini, pihak kepolisian dapat menyimpulkan bahwa dari kata-katanya terlihat bahwa korban tersebut berpendidikan.

"Jadi secara psikologis juga akan diteliti kira-kira apa latar belakang dari pada korban ataupun jenazah yang ada di TKP."

"Tapi yang jelas sebagaimana yang kami sampaikan kemarin bahwa dari kata-katanya terlihat ini sangat berpendidikan, diselingi dengan bahasa Inggris."

2. Jual barang-barang korban

Tak hanya berisi pesan negatif, polisi juga berhasil melacak kegiatan penjualan barang-barang di rumah yang dilakukan Budiyanto Gunawan.

Bahkan, pihak kepolisian menemukan bahwa penjualan tersebut dilakukan dengan cara janggal agar pembeli tak perlu masuk ke rumah.

"Dari sini kita ketemu lagi yang lain, dia menghubungi penjual barang," beber Hengki.

"Ternyata barangnya sudah disiapkan di luar tinggal ngambil." kata Hengki.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar