Ahli Agama Sampai Digandeng Polisi Demi Bongkar Misteri Kalideres

Selasa, 29/11/2022 19:40 WIB
Di Tengah Hebohnya Isu Apokaliptik, Polisi Temui Titik Terang di Kasus Tewasnya Keluarga di Kalideres. (kolase dari berbagai sumber).

Di Tengah Hebohnya Isu Apokaliptik, Polisi Temui Titik Terang di Kasus Tewasnya Keluarga di Kalideres. (kolase dari berbagai sumber).

Jakarta, law-justice.co - Sudah dua puluh hari lebih polisi masih belum bisa mengungkap teka-teki tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.

Tak cukup hanya dengan melibatkan tim dari kedokteran forensik dan psikologi forensik. Kini polisi menggandeng ahli agama untuk membantu menuntaskan kasus tewasnya satu keluarga yang dikepalai oleh Rudyanto Gunawan (71) itu.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Dirkrimum Polda Metro Jaya, Hengki Heryadi, usai penyidik menemukan beberapa barang di TKP yang mengarah pada aktivitas ritual keagamaan.

Hengki menyebut beberapa barang temuan tersebut antara lain buku-buku lintas agama, serta buku-buku mantra dan kemenyan.

"Oleh karenanya, kami akan mengundang ahli sosiologi agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku, serta hubungannya dengan temuan jejak benda-benda di TKP," katanya, Selasa (29/11/2022).

Terlebih, kata Hengki, Tim Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) juga menemukan ada kecenderungan dari salah satu anggota keluarga tersebut akan dugaan sedang menjalani suatu ritual tertentu.


"Bahwa ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan, yang mengarah kepada almarhum Budiyanto, yang bersangkutan memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," terang Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, Selasa (29/11).

Hengki tidak menjelaskan secara rinci terkait ritual apa yang sudah dilakukan oleh Budyanto Gunawan (68), termasuk bagaimana persyaratan dan cara ritual itu dilakukan. Dirinya mengatakan bahwa ritual tersebut diyakini mampu membuat kondisi keluarga tersebut menjadi lebih baik.

"Hal (ritual) ini mengakibatkan adanya suatu belief (kepercayaan) dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," jelas Hengki.


Ketika disinggung terkait penyebab kematian keluarga tersebut, Hengki mengatakan bahwa penyebab kematiannya masih menanti hasil pemeriksaan dari tim ahli forensik.

"Mengenai sebab sebab kematian, kami sedang menanti hasil dari pemeriksaan patologi anatomi yang saat ini sedang di dalami para ahli kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun RSCM atau Universitas Indonesia," pungkasnya.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar