Ribut-ribut Data Stok Beras Ujung-ujungnya Impor (3)

Selasa, 29/11/2022 18:40 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Foto: Antara)

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Foto: Antara)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam keterangannya pada Selasa (29/11/2022)

Menurutnya data stok beras di atas bisa dipertanggungjawabkan karena selaras dengan Kepastian data data Badan Pusat Statistik (BPS).

"Bahkan ini tahunlah dimana produksi beras kita terbesar, itu data BPS. Kan kalau kau tidak mau percaya data bps gimana?, data siapa lagi," ujar Mentan Syahrul.

Soal stok beras, Syahrul mengaku selain mengacu data BPS, dirinya juga melakukan pemantauan melalui satelit guna menjamin ketersediaan beras. Hasilnya memang ada di bawah 0,22 persen lahan pertanian padi yang terdampak bencana.

Namun secara umum, menurutnya pertanian padi yang ada di Indonesia dalam kondisi baik. Adapun yang menjadi persoalan saat ini, kata dia, terkait dengan harga beras yang tengah mengalami kenaikan.

Meski demikian, ia menekankan kenaikan yang ada masih dalam kondisi normal ditengah naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM). "Kedua saya sebagai mentan tidak hanya menuggu laporan dari atas kan, dari bawah, laporan Bupati, laporan Gubernur," ucapnya.

"Kita menggunakan digital, standing crop, pemantauan satelit dan satelit kita tidak menunjukkan tidak ada yang busuk. Adalah yang bencana sedikit tapi kan dibawah 0,22 persen," katanya.


"Tentu saya tidak teknis tetapi kalau kau mau beli pasti ada, intinya seperti itu, kecuali kalau gak bisa. Paling-paling kan bersoal dengan harga, harga jangan tanya saya dong," katanya.


Lebih lanjut, Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi semua pihak yang ingin membeli beras petani dengan harga yang ada saat ini. Ia menegaskan, hal itu penting untuk mendorong kesejahteraan petani yang juga jadi salah satu tugas Kementerian Pertanian.

"Mestinya kalau dia harga komersil kan berapa harga pasar itu yang dia lakukan, kita berterimakasih. Tugas saya bela petani saya dong, masa mau dibeli rugi, iya kan?" ujarnya.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar