Ribut-ribut Data Stok Beras Ujung-ujungnya Impor (2)

Selasa, 29/11/2022 18:20 WIB
Dirut Bulog Budi Waseso  (Matranews)

Dirut Bulog Budi Waseso (Matranews)

Jakarta, law-justice.co - Menanggapi perbedaan data tersebut, Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Dwi Andreas, mengatakan bahwa saat ini data produksi beras hanya mengacu pada Badan Pusat Statistik. Namun demikian, saat ini BPS belum memiliki data real time stok beras.

Dia mengatakan, belum adanya data stok beras secara real time ini menyebabkan setiap lembaga melakukan surveinya masing-masing. Hal ini yang menyebabkan terjadinya perbedaan data stok beras antar lembaga pemerintah. Kementerian Pertanian menyatakan bahwa stok beras saat ini mencapai 8-9 juta ton. Sementara Badan Pangan Nasional menyatakan bahwa data stok beras saat ini mencapai 6,2 juta ton.

"Saya memahami data stok ini relatif sulit karena mengukur beras yang ada di pedagang dan rumah tangga. Karena belum ada di BPS, setiap lembaga memiliki melakukan survey sendiri dan memiliki persepsi yang berbeda terkait itu," ujarnya.

Namun demikian, Dwi Andreas menolak jika Indonesia harus melakukan impor beras untuk memenuhi CBP Bulog. Menurut dia, proses impor membutuhkan waktu yang lama yaitu sekitar 2-3 bulan.

Jika pemerintah memutuskan impor sekarang, kemungkinan barang dari luar negeri baru akan datang ke Indonesia sekitar Februari 2023. Di saat bersamaan, petani akan memasuki panen raya sehingga akan mempengaruhi harga jual.

"Kalau impor sekarang tidak ada manfaatnya. Memang jumlahnya kecil, tapi akan mempengaruhi psikologis sehingga harga gabah petani bisa anjlok," ujarnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor beras sebanyak 301,7 ribu ton pada periode Januari-Oktober 2022. Jumlah tersebut susut 20,4 juta ton (6,34%) dibanding Januari-Oktober 2021.

Kemudian nilai impor beras nasional periode Januari–Oktober 2022 mencapai US$137,42 juta, turun 5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, impor tersebut merupakan kategori beras khusus yang digunakan oleh kalangan tertentu atau restoran.

Seperti terlihat pada grafik, dalam tiga tahun terakhir volume impor beras Indonesia mencapai level tertinggi pada kuartal III 2022, yakni 162,22 ribu ton. Jumlah tersebut melonjak 116% dibanding kuartal sebelumnya, serta naik 76,3% dibanding kuartal III tahun lalu.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar