Biden Diminta Pertimbangkan Lagi Bantuan `Gray Eagle` buat Ukraina

Rabu, 23/11/2022 14:15 WIB
Drone atau pesawat tanpa awak Gray Eagle. (Foto: AP)

Drone atau pesawat tanpa awak Gray Eagle. (Foto: AP)

Jakarta, law-justice.co - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden diminta 16 senator setempat untuk mempertimbangkan permintaan Ukraina atas bantuan drone Gray Eagle demi melawan Rusia.

Sejumlah 16 senator itu juga mengirimkan surat kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. Mereka memberi waktu Austin hingga 30 November untuk menjelaskan mengapa drone itu tidak sesuai untuk pertempuran di Ukraina.

Untuk diketahui, drone Gray Eagle adalah pesawat tanpa awak yang dikenal mematikan. Gray Eagle memiliki langit-langit operasional 8.800 meter dan mampu terbang selama lebih dari 24 jam.

Sebelumnya, Joe Biden diketahui telah menolak permintaan Ukraina. Dilansir dari Al Jazeera, pemberian bantuan drone Gray Eagle dikhawatirkan bisa meningkatkan serangan konflik.

Rusia juga diketahui menggunakan drone Kamikaze untuk menyerang infrastruktur sipil. Oleh sebab itu, Ukraina meminta AS untuk memasoknya dengan drone yang kuat sehingga bisa membantu mereka mendapatkan keuntungan dalam konflik.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta lebih banyak bantuan pada Selasa (22/11/2022) lalu. Ia menyalahkan Rusia karena menggunakan suhu musim dingin sebagai `senjata pemusnah massal` dengan menyerang infrastruktur energi Ukraina.

Menurut Zelenskyy, separuh dari infrastruktur energi Ukraina telah rusak akibat serangan Rusia dan menyebabkan jutaan orang tanpa listrik dan air saat musim dingin tiba dan suhu turun di bawah titik beku.

“Kremlin ingin mengubah musim dingin yang dingin ini menjadi senjata pemusnah massal,” kata Zelenskyy dalam sebuah pesan video pada pertemuan walikota Prancis.

Ia lalu mendesak Asosiasi Walikota Prancis untuk mengirimkan generator, dukungan untuk operasi penjinakan ranjau, dan peralatan untuk layanan darurat dan petugas medis Ukraina.

Pada hari yang sama, seorang gubernur yang dipasang Rusia di Krimea Mikhail Razvozhaev mengumumkan, telah dilakukan penembakan dua drone di kota Sevastopol, tempat pertahanan udara Rusia telah diaktifkan.

“Pasukan pertahanan udara kami sedang bekerja sekarang,” kata Mikhail Razvozhaev di media sosial, dikutip dari Al Jazeera.

“Ada serangan drone. Menurut informasi awal, dua UAV (kendaraan udara tanpa awak) telah ditembak jatuh. Semua pasukan dan layanan dalam keadaan siaga,” sambungnya.

(Amelia Rahima Sari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar