Tito Karnavian, Lolos Dari `Buku Merah` Kini Terseret Korupsi Papua(3)

Minggu, 20/11/2022 14:32 WIB
Novel Tertimpa Kejadian Aneh Usai Temui Tito: Seolah Saya Menargetnya! (Kolase dari berbagai sumber).

Novel Tertimpa Kejadian Aneh Usai Temui Tito: Seolah Saya Menargetnya! (Kolase dari berbagai sumber).

Jakarta, law-justice.co - Lantas, siapa sosok Tito Karnavian?

Profil Tito Karnavian

Nama Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian tidak asing di telinga masyarakat Indonesia.

Hal ini dikarenakan sepak terjangnya cukup memukau sejak menjadi Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.

Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian lahir di Palembang, pada 26 Oktober 1964, yang berarti usianya saat ini adalah 58 tahun.

Dia adalah anak kedua dari enam bersaudara, hasil pernikahan pasangan Muhammad Saleh dan Supriatini.

Pria asal kota pempek ini memilih mengabdi sebagai polisi, meskipun kedua orang tuanya mendambakannya menjadi seorang dokter.

Selama di dunia kepolisian, Tito Karnavian menunjukkan prestasi gemilang dengan kenaikan pangkat dan jabatan yang kadang menyalip para seniornya.

Puncaknya, dia diangkat presiden menjadi Kapolri.

Latar Belakang Pendidikan

Dirinya pernah menimba ilmu di SD Xaverius 4 Palembang, SMP Xaverius 2 Palembang, dan SMA Negeri 2 Palembang.

Lahir dari kondisi keluarga dengan ekonomi yang kurang beruntung, memicu Tito untuk lebih keras belajar untuk menjadi polisi.

Usahanya lantas tak sia-sia dan berbuah manis.

Dia berhasil lulus pada tahun 1987, saat berusia 23 tahun, dengan menerima bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan Akpol terbaik.

Setelah lulus, dia langsung ditugaskan di Polres Jakarta Pusat.

Pada 1993, dia meraih gelar MA dalam bidang Police Studies di Universitas Exeter, Inggris.

Kemudian, Tito Karnavian menamatkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Jakarta pada 1996 dan berhasil meraih Strata 1 dalam bidang Police Studies.

Terakhir, pada 2013 lalu, Tito Karnavian juga mendapat gelar Ph.D Jurusan Strategic Studies with Interest on Terrorism and Islamic Radicalization di S Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura.

Nama Tito Karnavian melambung karena dikenal dengan keberaniannya dalam menangani kasus terorisme.

Gunawan Santosa, bom di Cimanggis Depok (2004), bom di Kedubes Australia (2004), Bom Bali II (2005), dan bom di Pasar Tentena, Poso (2005).

Puncaknya, saat bersama Idham Aziz, kini Kabareskrim Polri, berhasil melumpuhkan gembong teroris Azhari Husin alias Dr Azhari di Batu, Jawa Timur, pada 9 November 2005.

Berkat kepiawaiannya menangani kasus-kasus terorisme, Tito Karnavian ditunjuk sebagai Kepala Densus 88 Antiteror pada 2009-2010.

Ketika menjadi Kapolda Metro Jaya, dia dipuji oleh Istana karena kecepatannya dalam menangani teror Bom Thamrin, Jakarta Pusat, pada 14 Januari 2016.

Dia kemudian menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2016.

Pangkatnya pun ikut naik dari Irjen menjadi Komjen.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar