Keserakahan Manusia dan Arena KTT Iklim COP27 di Mesir (1)

Kamis, 17/11/2022 15:00 WIB
DKI Jakarta kembali menempati ranking pertama kualitas udara terburuk di dunia. Catatan IQ Air menunjukkan AQI US Jakarta berada di angka 196 yakni kategori kualitas udara tidak sehat. Warga berswafoto dengan latar belakang deretan gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Perpustakaan Nasional, Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (20/6). Robinsar Nainggolan

DKI Jakarta kembali menempati ranking pertama kualitas udara terburuk di dunia. Catatan IQ Air menunjukkan AQI US Jakarta berada di angka 196 yakni kategori kualitas udara tidak sehat. Warga berswafoto dengan latar belakang deretan gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Perpustakaan Nasional, Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (20/6). Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Masyarakat sipil internasional, mendesak industri big polluters untuk keluar dari perhelatan arena Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim-Conference of Parties/COP27 yang berlangsung di Sharm el-Sheikh, Mesir.


Mengutip DW, Big polluters yang dimaksud jaringan organisasi-organisasi iklim ini adalah sekelompok negara serta industri global yang mengeruk dan mengakumulasi keuntungan ekonomi yang sangat besar dari aktivitas eksploitasi sumber daya alam sekaligus mencemari planet Bumi, baik di darat, laut, maupun udara, terutama yang dilakukan di negara-negara selatan. Di antara big polluters ini adalah industri yang bergerak di sektor minyak bumi, gas, dan batu bara.

Menurut organisasi lingkungan WALHI yang bergabung dalam gerakan ini, COP27 telah digunakan oleh big polluters, dengan cara mengutus para pelobi mereka untuk masuk dan menginfiltrasi forum-forum COP27, guna memengaruhi beragam keputusan penting di COP27. Manajer Kampanye Pesisir dan Laut WALHI, Parid Ridwanuddin, yang merupakan delegasi WALHI dalam COP27 menyebutkan setidaknya tercatat sebanyak 636 orang pelobi big polluters yang terdaftar dan hadir dalam KTT Iklim.

"Jumlah pelobi ini naik dari COP26 di Glasgow tahun lalu, yang jumlahnya hanya 503 orang. Angka 636 orang merupakan jumlah delegasi terbanyak dibandingkan dengan delegasi negara mana pun," ujarnya.

Parid mengatakan, big polluters telah merusak masa depan anak-anak di planet Bumi, menghancurkan sumber-sumber pangan serta air minum, meracuni tanah, air, dan udara yang menjadi sumber penting bagi kehidupan. "Kita di sini, hari ini bergerak bersama di forum internasional ini untuk merebut hak generasi yang akan datang dari ancaman big polluters,” tegasnya dalam aksi bersama Kick Big Polluters Out.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar