Resmi Dipolisikan GP Ansor, Faizal Assegaf: Demi Allah, Saya Tak Takut

Selasa, 08/11/2022 18:31 WIB
Pemerhati Politik Faizal Assegaf. (Foto: Suara.com)

Pemerhati Politik Faizal Assegaf. (Foto: Suara.com)

Jakarta, law-justice.co - Terkait kasus dugaan pencemaran nama baik, Gerakan Pemuda (GP) Ansor DKI Jakarta resmi melaporkan Aktivis yang juga Pegiat Media Sosial, Faizal Assegaf ke Polda Metro Jaya, Selasa (8/11).

Laporan ini dilayangkan buntut cuitan Faizal di akun Twitternya yang dianggap menghina Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya.

"Kami dari GP Ansor DKI Jakarta melaporkan akun Twitter yang bernama Faizal Assegaf yang dalam hal ini dugaan pencemaran nama baik dan penghinaan dan penyebaran berita bohong kepada Ketua Umum PBNU Kh Yahya Cholil Staquf," kata Ketua GP Ansor DKI Muhammad Ainul Yakin kepada wartawan.

Dalam laporan ini, pihak GP Ansor DKI turut menyertakan beberapa barang bukti. Salah satunya, tangkapan layar akun Twitter Faizal.

Ainul menyampaikan bahwa pelaporan ini merupakan puncak kemarahan kader NU atas segala bentuk pernyataan yang disampaikan oleh Faizal.

"Ini puncak dari kemarahan kami sebagai kader NU, sudah sering kami dengar dan akhir-akhir ini sudah sangat vulgar sekali dan itu beritanya fitnah semua. Jadi makanya kami laporkan ke Polda Metro Jaya," tuturnya.

"Salah satunya mengatakan Ketum PBNU membenci para habaib, dalang untuk pembubaran habaib. Itu sangat keji sekali karena kalau rekan-rekan lihat di PBNU para habaib banyak, itu tidak mungkin, itu fitnah," imbuhnya.

Laporan terhadap Faizal ini teregister dengan nomor LP/B/5700/XI/2022/SPKT/POLDA METRO JAYA tanggal 8 November 2022.

Faizal dilaporkan terkait dugaan tindak ujaran kebencian dan atau berita bohong sebagaimana diatur dalam Pasal 28 ayat 2 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE dan atau Pasal 14 ayat 2 dan atau Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP.

Dipolisikan, Faizal Assegaf: Demi Allah Enggak Takut!

Aktivis yang juga Pegiat Media Sosial, Faizal Assegaf buka suara untuk merespons langkah pengurus Gerakan Pemuda atau GP Ansor di pelbagai wilayah yang melaporkannya ke polisi soal cuitannya yang diduga menghina Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Dia mengaku tidak takut dengan upaya Gerakan Pemuda Ansor di berbagai wilayah yang melaporkannya ke polisi imbas cuitannya di media sosial Twitter.

"Saya demi Allah enggak takut. Karena saya enggak zalimi siapa pun," kata Faizal seperti melansir cnnindonesia.com.

Faizal menjelaskan hanya mempertanyakan potongan pernyataan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf di sebuah video terkait `habib pengungsi`. Dia menilai seharusnya pihak Yahya menjawab dengan argumentasi, bukan dengan laporan polisi.

"Saya berbicara pandangan saya tentang kekeliruan pernyataan ketum PBNU. Saya mempertanyakan bagaimana itu. Jawab dengan argumentasi, bukan dengan laporan," kata dia.

"Sampai sekarang saya kejar dia. Mana buktinya habaib pengungsi, mana? Karena habaib di Indonesia itu ada sejak sebelum NU [didirikan]," tambahnya.

Melihat itu, Faizal menyayangkan GP Ansor membela Yahya dalam hal ini. Dia menyarankan GP Ansor untuk membela kepentingan rakyat dan menjunjung kebenaran dalam berorganisasi.

"Ini orang bodoh yg tak pantas muncul di ruang publik. Jadi saran saya untuk GP Ansor. Bagus kalian bersatu tuntut hukuman kepada mantan Bendum PBNU itu yang terlibat skandal korupsi. Mending kalian bersatu bantu rakyat," kata dia.

Sebelumnya, Pimpinan Pusat GP Ansor juga menyatakan akan mengawal proses hukum terhadap Faizal hingga diganjar pidana sesuai aturan yang berlaku.

"Kami akan secara aktif mengawal proses hukum sampai tuntas hingga perbuatan Faizal Assegaf diganjar pidana sesuai hukum dan peraturan perundang-undangan," kata Juru bicara LBH GP Ansor M. Syahwan Arey dalam keterangannya dikutip di laman resmi GP Ansor, Selasa (8/11).

Syahwan menilai cuitan Faizal Assegaf di Twitternya sedang mempertontonkan keburukan adab lantaran menimbulkan permusuhan di tengah masyarakat.

"Faizal Assegaf mempertontonkan kebodohannya dan keburukan adabnya melalui cuitan-cuitan yang menimbulkan permusuhan antargolongan dan mengadu domba," ujarnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar