Mencari Biang Keladi Tragedi Kanjuruhan: Temuan Komnas HAM (1)

Sabtu, 08/10/2022 13:40 WIB
Komisioner Komnas HAM, Mochamad Choirul Anam (Publiksatu.com)

Komisioner Komnas HAM, Mochamad Choirul Anam (Publiksatu.com)

Jakarta, law-justice.co - Masuknya suporter ke lapangan sempat disebut sebagai penyebab terjadinya Tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan 131 orang.

Namun, tidak demikian dengan hasil penelusuran Komnas HAM.

Komnas HAM baru-baru ini mengungkap penyebab insiden kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur


Dari hasil penelusurannya yang terjun langsung ke lapangan, Komnas HAM menyatakan bahwa kerusuhan yang terjadi di Kanjuruhan tidak ditimbulkan karena suporter yang masuk ke lapangan.

Diketahui, memang ada dua orang suporter Arema FC yang turun dari tribun penonton tepatnya yang berada di bawah papan skor setelah pertandingan derby Jawa Timur itu usai.

Lalu, aksi tersebut diikuti oleh suporter Arema FC lainnya yang dari tribun berbeda.

Dari yang awalnya hanya dua orang, menjadi ratusan yang turun ke lapangan.

Aksi suporter turun ke lapangan inilah yang ditengarai jadi alasan bagi aparat keamanan untuk meningkatkan tahapan penanganan.

Dari yang semula hanya mengamankan beberapa suporter yang masuk ke lapangan, sampai kemudian menembakkan gas air mata, dalam Tragedi Kanjuruhan Malang ini.

Namun demikian, Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan/Penyelidikan Choirul Anam membantah hal tersebut.

Kalau ada yang bilang eskalasi penanganan itu timbul karena suporter merangsek masuk ke dalam lapangan, sampai sore (5/10), kami mendapat informasi tidak begitu kejadiannya, kata Anam dikutip dari Kompas.com, Sabtu (8/10/2022)

Anam menyatakan demikian berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pihaknya kepada saksi mata yakni suporter yang turun ke lapangan dan para pemain Arema FC.

Berdasarkan hasil pemeriksaannya itu, tidak ada niat sama sekali dari pihak suporter untuk membuat suasana di Kanjuruhan pasca pertandingan menjadi rusuh, meski Arema FC menelan kekalahan.

Sebaliknya, lanjut Anam, suporter yang turun ke lapangan itu hanya ingin memberikan semangat kepada para pemain Arema FC.

Hal tersebut, kata Anam, dibuktikan oleh para pemain Arema FC yang tidak mengalami luka sedikit pun, atau perlakuan tidak mengenakkan dari suporter.

Jadi ada constraint (batasan) waktu antara 15 sampai 20 menit pasca-wasit meniup peluit panjang, itu suasana masih terkendali walaupun banyak suporter yang masuk ke lapangan, ujar Anam.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar