Sebut Hilirisasi RI Terganjal SDM, Bahlil: Harus Besar Hati Terima TKA

Jum'at, 07/10/2022 09:38 WIB
Bahlil Lahadalia (Acehsatu)

Bahlil Lahadalia (Acehsatu)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa upaya pemerintah mendorong hilirisasi menghadapi tantangan besar.

Salah satu masalahnya kata dia, sumber daya manusia (SDM) di dalam negeri.

Karenanya, dia meminta Indonesia perlu memaksimalkan sumber daya yang ada, selain berbesar hati jika ada tenaga kerja asing (TKA).

"Kita ini jangan pesimis. Indonesia harus siap menuju hilirisasi. Strateginya, maksimalkan tenaga dalam negeri yang ada. Kalau belum ada, kita harus berbesar hati terima dari luar (negeri)," ujar Bahlil saat orasi ilmiah di Kampus UI Depok beberapa waktu lalu.

"Jauh lebih penting adalah transfer knowledge. Tinggal bagaimana kita melakukan percepatan," lanjut Bahlil.

Sejak masa penjajahan sampai kemerdekaan pada tahun 1990-an, sambung dia, ekspor Indonesia masih sama, yakni komoditas mentah.

Dia menegaskan pemerintah perlu mendorong agar Indonesia tidak terjebak menjadi negara pendapatan menengah (middle income trap, salah satu solusinya adalah hilirisasi.

"Kita harus optimis di era ekonomi yang gelap. Ke depannya, kami ingin Indonesia menjadi salah satu pemain terbesar melalui hilirisasi. Tidak hanya hilirisasi, kami juga ingin investasi yang masuk ke daerah wajib berkolaborasi dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)," imbuh Bahlil.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI Teguh Dartanto menambahkan cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maju dan keluar dari middle income trap adalah dengan melakukan transformasi ekonomi.

Hilirisasi, kata Teguh, dilakukan agar perekonomian dalam negeri tumbuh dengan prinsip yang lebih hijau dan berkelanjutan. Pun, ia mengingatkan agar tetap ada nilai tambah hilirisasi.

"Dulu kita ekspor konsentrat, tetapi dengan hilirisasi, kita olah di dalam negeri. Lalu, produknya kita ekspor. Kenapa? Karena nilai tambahnya akan jatuh di negara kita," jelasnya.

"Salah satu alasan kita bertahan selama covid-19 adalah hasil dari hilirisasi, hingga ekspor yang meningkat drastis. Di sini juga ada isu kearifan lokal, di mana investasi tujuan akhirnya adalah pembangunan manusia dan bangsa kita," tandasnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar