Jika TGIPF Tidak Beri Keadilan Terkait Tragedi Kanjuruhan,

Suporter Seluruh Indonesia Mengancam Bakal Lakukan Aksi Revolusioner

Jum'at, 07/10/2022 05:59 WIB
Suporter Seluruh Indonesia Mengancam Bakal Lakukan Aksi Revolusioner. (Istimewa).

Suporter Seluruh Indonesia Mengancam Bakal Lakukan Aksi Revolusioner. (Istimewa).

Jakarta, law-justice.co - Kemarin, Kamis (6/10/2022), perwakilan pendukung atau suporter sepak bola seluruh Indonesia menemui Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Jakarta.

Mereka menuntut TGIPF bekerja secara serius, objektif dan adil.

Perwakilan suporter mengancam akan menggelar aksi revolusioner, jika nanti temuan TGIPF tidak menghasilkan temuan yang menjawab rasa keadilan para korban dan suporter.

Hal itu diungkapkan pentolan Bonek, Andie Peci usai bertemu dengan perwakilan TGIPF.

"Kalau kami tidak mendapatkan hasil yang adil, buat supoter, kami tentu akan melakukan gerakan yang revolusioner, gerakan yang luar biasa terutama untuk federasi sepak bola nasional, PSSI dan sebagainya," kata Andie saat konferensi pers.

Dalam pertemuan itu mereka menyampaikan sejumlah masukan terkait tragedi Kanjuruhan. Mereka mendesak agar peristiwa yang menewaskan 130 lebih korban itu segera diselesaikan.

"Segera mungkin diselesaikan. Tidak hanya sekedar diselesaikan, tapi memang harus terang benderang. Siapa yang harus bertanggung jawab, hukumannya apa dan sebagainya, dan itu segera diputuskan," kata Andie.

Kemudian untuk sepak bola Indonesia, perwakilan suprter meminta meminta dilakukan perbaikan sebesar-besarnya.

" Soal keinginan dari suporter se-Indonesia tentang perubahan sejati sepak bola nasional ke depan. Agar kejadian Kanjuruhan tidak terulang dan tragedi lainnya," kata Andie.

Sementara itu, Akmal Marhali salah satu anggota TGIPF mengatakan mereka sangat terbuka masukan dari masyarakat dan menyambut baik masukan dari perwakilan suporter.

"Karena itu, ini merupakan lingkungan moral yang sangat besar sekali dari para suporter yang menjadi korban 132 orang di kanjuruhan. Tapi kita berharap kedepan suporter menjadi pahlawan penyelamatan sepak bola Indonesia," kata Akmal.

"Karena itu, tim pencari fakta dengan sangat terbuka akan selalu menerima masukan, saran, kritik dalam rangka melakukan investigasi kasus. Sekaligus juga dalam rangka melakukan atau menyusun langkah-langkah terbaik dalam membangun sistem baru sepak bola Indonesia," sambungnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar