NATO Mulai Ketar-ketir saat Putin Nyatakan Siap Tes `Senjata Kiamat`

Rabu, 05/10/2022 11:37 WIB
Vladimir Putin sedang menembak (Tribun)

Vladimir Putin sedang menembak (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah menerima laporan selama beberapa hari terakhir mengenai tanda-tanda uji coba torpedo nuklir Poseidon oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Torpedo nuklir yang dijuluki "senjata kiamat" ini dibawa oleh kapal selam nuklir Belgorod. Surat kabar harian asal Italia, La Repubblica, melaporkan bahwa torpedo tersebut dianggap sebagai lambang konsep perang baru.

Dikatakan bahwa Belgorod sering disebutkan dalam konteks sabotase pipa gas Nord Stream, karena itu adalah salah satu kegiatan yang dirancang oleh pihak Rusia.

"Namun, intelijen Barat yakin bahwa (kapal selam) tidak melampaui Laut Putih (di utara Rusia)," tulis surat kabar itu, dikutip Rabu (5/10/2022).

"Faktanya, itu selanjutnya akan muncul di perairan Kutub Utara untuk serangkaian tes rahasia," tambahnya.

Kapal selam nuklir BS-329 Belgorod awalnya dibangun sebagai kapal selam Project 949A Antey, menurut NATO diklasifikasi sebagai Oscar-II. Namun, itu diubah saat sedang dibangun.

Kapal selam sepanjang 184 meter itu kini menjadi kapal selam terpanjang yang ada saat ini. Belgorod secara resmi dipindahkan ke layanan dengan Angkatan Laut Rusia pada 8 Juli 2022.

Perbedaan utama antara Belgorod dan semua kapal selam nuklir lainnya di dunia adalah kemampuannya yang potensial untuk membawa torpedo nuklir Poseidon, yang mampu melakukan perjalanan ratusan mil di bawah air dan menyebabkan "tsunami nuklir" dengan meledak di dekat pantai.

Pada saat yang sama, Amerika Serikat (AS) membuat jaringan satelit dengan sensor inframerah tepat untuk merekam peluncuran senjata Rusia ini.

Hans Christensen, Direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, mengatakan torpedo tersebut masih dalam pengembangan. Menurutnya, penyebaran pertempuran Poseidon dimungkinkan tidak lebih awal dari paruh kedua dekade ini.

Sementara itu, dalam laporan Layanan Penelitian Kongres pada April lalu, dikatakan bahwa mereka akan memasuki layanan dengan Angkatan Laut Rusia tidak lebih awal dari tahun 2027, menurut laporan CNN International.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar