Rupiah Ditutup Keok, Anjlok 75% Menyusul Inflasi Melonjak

Senin, 03/10/2022 17:40 WIB
Nilai tukar rupiah (kompas)

Nilai tukar rupiah (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi pada September 2022 sebesar 1,17 persen (month-to-month/mtm) dan secara tahunan menembus 5,95 persen year to year (yoy). Data yang dirilis tersebut lebih baik dibandingkan ekspektasi para analis yaitu laju inflasi 1,2 persen (mtm), sedangkan angka inflasi tahunan sebesar 5,98 persen year to year/yoy.

Lonjakan inflasi didorong oleh naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pada 3 September 2022, pemerintah Indonesia telah menaikkan harga BBM Subsidi Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Disusul, harga Solar subsidi dikerek menjadi Rp 6.800 per liter dari Rp 5.150 per liter. Dua BBM Subsidi tersebut rata-rata naik 31,4%.


Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, walaupun inflasi masih di bawah ekspektasi para analis namun hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk menjaga transmisi harga energi dan komoditas. Sebagaimana diketahui, pada Agustus 2022, inflasi nasional telah mencapai 4,69%. Angka tersebut sudah mengalami penurunan, tetapi sumbangan terbesarnya tetap berasal dari kelompok harga pangan bergejolak (volatile foods), kemudian juga dari proses transmisi dari harga-harga energi yang masuk ke dalam harga kelompok barang yang ditentukan pemerintah (administered price).

Kemudian inflasi yang terus tinggi, selanjutnya adalah kecepatan dari normalisasi moneter dari negara-negara maju sehingga menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan global. Sejalan dengan itu, ke depannya tekanan inflasi masih terus berlanjut, harga pangan dan energi masih terus mengalami peningkatan, dan distrupsi dari pasokan juga terus terjadi sehingga risiko untuk inflasi nasional masih berada di atas 4% di tahun 2022 dan 2023.

Secara bersamaan, Indeks PMI Manufaktur Indonesia naik menjadi 53,7 pada september 2022 dari level 51,7 pada Agustus.S&P Global Indonesia mencatat/ ini merupakan angka tertinggi sejak Januari tahun ini dan 13 tahun beruntun dengan kontraksi terakhir terjadi pada bulan Agustus tahun lalu, ketika varian delta menyebar luas.

Dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 75 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 70 poin di level Rp 15.302 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.227.

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp. 15.290 - Rp. 15.370,” ujarnya dalam keterangannya, Senin (3/10/2022).

Dolar AS naik terhadap mata uang lainnya di Senin ini, setelah pemerintah Inggris setuju untuk mempermudah rencananya untuk pemotongan pajak yang tidak didanai. Tren ini secara luas diperkirakan akan menguatkan dolar dalam beberapa bulan mendatang, karena beberapa bank sentral menaikkan suku bunga lebih jauh untuk memerangi inflasi yang membandel.

Sementara, Bank Sentral Eropa diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga besar lainnya akhir bulan ini setelah data pada hari Jumat menunjukkan bahwa inflasi Zona Euro mengalahkan perkiraan, naik ke rekor tertinggi 10,0% pada bulan September.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar