Cerita Pelatih Arema FC Ungkap Momen Mengerikan di Ruang Ganti

Senin, 03/10/2022 16:15 WIB
Suporter Arema FC, Aremania masuk kedalam area dalam stadion yang menyebabkan kerusuhan usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Puluhan orang meninggal dalam tragedi ini. Arema FC kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Foto: Tunggadewi

Suporter Arema FC, Aremania masuk kedalam area dalam stadion yang menyebabkan kerusuhan usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Puluhan orang meninggal dalam tragedi ini. Arema FC kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Foto: Tunggadewi

Jakarta, law-justice.co - Pelatih Arema FC Javier Roca mengungkapkan momen yang tak akan dilupakan dalam karir kepelatihannya terkait tragedi Kanjuruhan terjadi usai Arema dikalahkan Persebaya 2-3 pada lanjutan BRI Liga 1 Sabtu (1/10)

Dalam wawancara dengan media Spanyol, Cadena Ser, Roca mengaku tidak menyangka insiden Tragedi Kanjuruhan terjadi. Terlebih pelatih asal Chile itu mengatakan para pemain Arema punya hubungan baik dengan Aremania.

Roca juga mengungkapkan momen mengerikan yang terjadi dalam ruang ganti.

"Kami tidak pernah mengira ini akan terjadi, para pemain memiliki hubungan yang baik dengan para suporter. Saya pergi ke ruang ganti, dan beberapa pemain tetap berada di lapangan. Ketika saya kembali dari konferensi pers, saya menemukan tragedi dan masalah di dalam stadion. Orang-orang lewat dengan membawa korban di tangan mereka," ucap mantan pelatih Persik itu.

"Yang paling mengerikan saat korban masuk untuk dirawat oleh tim dokter. Sekitar 20 orang masuk dan empat meninggal. Ada suporter yang meninggal di pelukan pemain," katanya.

Sementara itu pemain asing Arema FC, Abel Camara juga mengungkapkan momen mengerikan di dalam ruang ganti tim.

"Setelah kami kalah, kami meminta maaf kepada fans. Mereka mulai menaiki pagar, kami lantas menuju ruang ganti," ucap Camara.

"Dari situ kami mulai mendengar tembakan, dorongan. Ada orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata dan meninggal tepat di depan kami. Ada tujuh atau delapan orang yang meninggal di ruang ganti," ujar Camara.

-Hafidz-

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar