Tragedi Kanjuruhan
Direktur LIB hingga Ketua PSSI Jatim Diperiksa Polisi
Kericuhan dalam Tragedi Kanjuruhan (Foto: Tunggadewi)
Jakarta, law-justice.co - Beberapa pihak akan diperiksa kepolisian atas tragedi Kanjuruhan, antara lain Direktur LIB, Ketua PSSI Jatim, hingga panitia pelaksana dari Arema FC.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, mereka akan diperiksa hari ini (3/10/2022). Pemeriksaan diperlukan untuk menginvestigasi tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya.
"Tim investigasi Polri dari Bareskrim akan memeriksa beberapa saksi dari Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ketua PSSI Jatim, Ketua panpel dari Arema, Kadispora Prov Jatim dimintai keterangan oleh tim penyidik hari ini," kata Dedi, sapaannya, Senin (3/10/2022), dikutip dari CNN.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerjunkan enam tim Mabes Polri untuk menginvestigasi tragedi Kanjuruhan. Enam tim itu terdiri dari Bareskrim, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam), Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), dan lain-lain.
"Saya telah mengajak tim dari Mabes Polri, terdiri dari Bareskrim Polri, Propam, kemudian SPI Polri, Pusdokkes, Inafis, kemudian Puslabfor untuk melakukan langkah-langkah pendalaman terhadap investigasi yang kami lakukan," kata Listyo, sapaannya, pada Minggu (2/10/2022) malam.
Tim ini, lanjut Listyo, diturunkan untuk menemukan faktor penyebab massa saling berdesak-desakan hingga terinjak-injak keluar stadion. Menurutnya, berdasarkan investigasi tim tersebut, polisi bisa menentukan siapa yang bertanggung jawab dan harus dihukum.
Ia memastikan, tim dari Jakarta itu bakal mengecek semua data, baik dari panitia pelaksana pertandingan, petugas di lapangan, maupun rekaman CCTV di dalam stadion.
"Yang jelas kami akan serius dan mengusut tuntas. Ke depan terkait proses penyelenggaraan, proses pengamanan, nanti akan kita diskusikan. Tentunya akan menjadi acuan dalam proses pengamanan liga," ujarnya.
Tragedi Kanjuruhan telah menewaskan setidaknya 125 orang pada Sabtu lalu (1/10/2022). Tragedi tersebut berawal ketika aparat melontarkan gas air mata, tidak hanya ke suporter yang ricuh tapi juga ke tribun, untuk menghalau massa yang ricuh di lapangan.
Sementara itu, para penonton di tribun menjadi panik dan langsung berdesak-desakan menuju pintu keluar stadion yang terbatas. Banyak penonton mengalami sesak napas. Sementara lainnya terjatuh dan terinjak-injak hingga tewas.
Komentar