Ridwan Kamil: Jika Takdir di Pak Anies, Kita Dukung sebagai Presiden!

Senin, 03/10/2022 06:24 WIB
Ridwan Kamil: Jika Takdir di Pak Anies, Kita Dukung sebagai Presiden! (kompas)

Ridwan Kamil: Jika Takdir di Pak Anies, Kita Dukung sebagai Presiden! (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil menyatakan bahwa dirinya akan mendukung jika Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terpilih menjadi presiden dalam Pilpres 2024 mendatang.

"Mudah-mudahan saya doakan menjelang 2024 kita dukung siapapun presidennya, setuju? Kalau takdir ada di Pak Anies, kita dukung Pak Anies sebagai presiden," kata Emil di acara Supermentor-27 di Djakarta Theater XXI, Jakarta, Minggu (2/10).

Pernyataan Emil langsung disambut riuh tepuk tangan para audiens yang hadir di forum tersebut.

Namun, Emil mengatakan jika nantinya takdir tak membawa Anies sebagai presiden, dia tetap akan mendukung siapa pun yang akan menjadi kepala negara.

"Tapi kalau dia bukan Mas Anies, tetap kita dukung siapa pun itu. Setuju?" ujarnya.

Emil menyebut akan ada petunjuk siapa yang nantinya menjadi presiden di Indonesia. Hal itu, kata dia, sebagaimana tercantum dalam surat Ali Imran.

Dalam kesempatan itu, Emil juga mengaku khawatir Universitas Gadjah Mada (UGM) akan terpecah belah lantaran ada dua alumni kampus tersebut yang digadang-gadang menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.

"Waktu di UGM saya bilang Kang Bima, wah ini bahaya UGM bisa terbelah. Di sini teriak Pak Ganjar [Pranowo] alumni UGM, kan. Di sana teriak Pak Anies Baswedan]," katanya.

Ia kemudian berkelakar, "Jadi supaya kondusif pilih lah? Ridwan Kamil."

Emil pun berkelakar visi misi yang akan ia bawa jika dirinya ditakdirkan menjadi presiden, yakni membawa kesejahteraan bagi emak-emak di Indonesia dengan menggratiskan skincare.

"Visi misi saya buat emak-emak Indonesia. Kalau terpilih, skincare ditanggung BPJS," candanya.

Lebih lanjut, Emil berpendapat bahwa permasalahan utama bangsa Indonesia adalah terlalu banyak pertengkaran, salah satunya ihwal perbedaan pilihan presiden.

"Beda agama, bertengkar. Beda partai, bertengkar. Beda pilihan presiden, bertengkar. Beda organisasi tertentu bertengkar," katanya.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar