Bocah Palestina Tewas

Kena Serangan Jantung, Diduga Takut Tentara Israel

Sabtu, 01/10/2022 15:50 WIB
Bocah Palestina Rayan Suleiman hendak dimakamkan (Foto: Left Voice)

Bocah Palestina Rayan Suleiman hendak dimakamkan (Foto: Left Voice)

Palestina, law-justice.co - Foto-foto tubuh Rayan Suleiman (7) yang mungil dan tak bernyawa di bawah seprei di rumah sakit menjadi simbol perlawanan baru yang kuat dalam semalam. Ia meninggal, diduga karena ketakutan pada pasukan Israel yang bersenjata.

Kejadian itu bermula saat Rayan pulang sekolah dengan berjalan kaki pada Kamis (29/9/2022). Orang tuanya mengatakan, Rayan dan saudara-saudaranya dikejar pasukan tentara Israel.

Bocah-bocah itu lantas berlari pulang. Namun, para tentara bersenjata itu menggedor pintu dengan marah dan mengancam akan menangkap mereka.

“Para prajurit meneriakinya bahwa dia (seorang) pelempar batu. Dia lari dari satu sisi dan tentara itu menemuinya dari sisi lain (rumah). Rayan melihat tentara di depannya, kaget dan pingsan karena ketakutan,” kata sepupu Rayan Mohammed Suleiman, pada Al Jazeera, Jumat (30/9/2022).

Beberapa saat kemudian, Rayan yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara telah meninggal.

Ini dibenarkan oleh ayah Rayan Yasser Suleiman dalam wawancaranya dengan The Associated Press pada Jumat. Ia lantas mengatakan, dia mencoba berunding dengan tentara yang menuduh anak-anaknya melempar batu.

Namun, para prajurit mengancam akan kembali pada malam hari dan menangkap ketiga anak itu, termasuk kakak laki-laki Rayan. Di tengah kekacauan, Rayan jatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri.

Rayan lalu dibawa ke rumah sakit di Beit Jala. Dokter di sana tidak dapat menyadarkannya.

Seorang spesialis anak Mohamed Ismail mengatakan, Rayan sehat dan tidak memiliki kondisi medis sebelumnya.

“Skenario yang paling mungkin dari apa yang terjadi adalah bahwa di bawah tekanan, dia memiliki sekresi adrenalin yang berlebihan, yang menyebabkan peningkatan detak jantungnya. Dia mengalami serangan jantung," kata Ismail.

Sementara itu, militer Israel telah membantah adanya kekerasan dengan keluarga Rayan. Mereka mengatakan, hanya satu petugas yang pergi ke rumah keluarga tersebut setelah melihat anak-anak melempar batu.

Juru bicara militer Richard Hecht mengatakan, petugas itu berbicara sangat tenang dengan ayah Rayan, lalu pergi.

“Tidak ada kekerasan, tidak ada masuk ke rumah,” kata Hecht.

Kisah Rayan Suleiman lantas menyebar ke seluruh Tepi Barat dan memberikan reaksi kemarahan dunia internasional atas taktik militer Israel. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menuntut penyelidikan, sementara Uni Eropa mengatakan terkejut oleh kematian tragis Rayan.

Pada Jumat, kerumunan pelayat memadati pemakaman Raya di luar rumah batunya di Tequa, sebuah kota Palestina yang berbatasan dengan pemukiman ilegal Yahudi dengan sekitar 4.000 orang Israel. Tak lama setelah pemakaman Rayan, terjadi konfrontasi antara warga Palestina dan tentara bersenjata Israel di Tequa.

(Amelia Rahima Sari\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar