PDIP Bakal Drop Jika Puan Keukeuh Maju Capres, Ingin Bantuan Ganjar?

Jum'at, 30/09/2022 19:10 WIB
Ganjar dan Puan disebut dapat tugas khusus dari Megawati (rmol)

Ganjar dan Puan disebut dapat tugas khusus dari Megawati (rmol)

Jakarta, law-justice.co - Langkah PDIP jelang Pemilu 2024 sangat dinantikan. Terutama mengenai calon presiden atau capres 2024 yang akan diusung. Partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri itu tengah "galau" karena harus memilih antara Ketua DPR Puan Maharani atau Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) seakan menjawab kegalauan dari PDIP. Partai berlogo banteng itu dinilai dalam bahaya jika tetap ngotot mencalonkan Puan sebagai capres.


Pasalnya, hanya sebanyak 28 persen masyarakat menyatakan akan memilih PDIP. Sedangkan 43 persen lainnya menyatakan tidak akan memilih PDIP. Sementara 29 persen tidak tahu apakah akan memilih atau tidak.

Elektabilitas PDIP yang jeblok itu dinilai bisa diperbaiki. Syaratnya Megawati sebagai Ketua Umum PDIP memutuskan langkah yang tepat, yakni mengusung Ganjar sebagai capres 2024 alih-alih Puan.

Pendiri SMRC Saiful Munjani menjelaskan bahwa pencalonan Puan justru semakin membuat PDIP "babak belur" dalam meraih elektabilitas.

"Pencalonan Puan Maharani tidak memiliki pengaruh atau bahkan cenderung memperlemah suara PDIP," kata Saiful Mujani.

Saiful mengatakan, pihaknya melakukan studi eksperimental untuk melihat hubungan kausalitas antara calon dan partai.

Dalam studi ini, pertama-tama yang diuji adalah variabel kontrol (T0), yakni pilihan pada PDIP. Lalu, ketika nama Puan Maharani dimasukan dalam treatment 1 (T1), apakah para pemilih tersebut masih akan memilih PDIP.

Hasilnya mengejutkan. Mereka yang mau memilih PDIP hanya 25 persen. Lalu 44 persen yang menyatakan tidak akan memilih PDIP. Sedangkan 31 persen lainnya menjawab tidak tahu.

“Mbak Puan tidak meningkatkan elektabilitas PDIP kalau dia dicalonkan,” ucap Saiful.

Hasil berbeda ketika nama Ganjar dimasukan dalam treatment 1 (T1) sebagai calon presiden dari PDIP. Sebanyak 43 persen langsung menyatakan ingin memilih PDIP dan yang tidak ingin memilih 33 persen. Sedangkan 24 persen lainnya menjawab tidak tahu.

Kesimpulannya, data tersebut menunjukkan jika PDIP mencalonkan Ganjar, maka suara PDIP berpotensi mengalami penguatan, dari 28 persen (kontrol) menjadi 43 persen (dengan Ganjar sebagai calon presiden).

“Ganjar memperkuat PDIP secara signifikan,” jelas Saiful.

Karena itu, sosok yang dinilai bisa menyelamatkan PDIP hanyalah Ganjar Pranowo, bukan Puan Maharani.

Adapun survei tersebut dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random atau dengan metode stratified multistage random sampling 1220 responden. Response rate sebesar 1053 atau 86 persen.

Sementara margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar