Tak Punya Kilang Minyak, Bagaimana Cara Singapura Ekspor BBM?

Rabu, 28/09/2022 14:20 WIB
Singapura (kompas)

Singapura (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar menjelaskan bagaimana Singapura yang tak memiliki ladang minyak bisa menjadi salah satu negara eksportir BBM di Asia.


Singapura, kata Arcandra, sedikitnya mempunyai tiga komponen yang menjadikannya sebagai negara pengekspor BBM. Kelima komponen itu adalah perusahaan penghasil minyak mentah, kilang, pasar energi, trader, dan konsumen.


"Singapura paling tidak punya tiga yaitu kilang, pasar energi dan trader," tulis Arcandra dalam potingan di Instagram @arcandra.tahar, dilihat Selasa (28/9/2022)

Bagi perusahaan minyak yang punya kilang, kata Arcandra, minyak mentah yang diproduksi dapat diolah untuk kemudian menghasilkan BBM. Namun, kilang-kilang yang tidak punya minyak mentah akan memproduksi BBM dengan cara membeli minyak mentah dari pasar melalui trader atau mekanisme bisnis lain dengan produsen.

Adapun kilang yang mengolah minyak mentah menjadi BBM akan mendapatkan keuntungan lewat refinery margin. "Harga BBM di titik ini terbentuk dari harga minyak mentah ditambah refinery margin," ujar Arcandra yang kini menjabat Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. atau PGN.

Selanjutnya, BBM yang sudah diproduksi oleh kilang akan diperdagangkan kembali oleh para trader melalui pasar energi. Di sini terjadi tawar menawar antar trader terhadap BBM yang sudah mereka beli dari kilang untuk dijual kepada mereka yang membutuhkan.

Adapun di Singapura, para penjual dan pembeli yang bertransaksi setiap hari kerja berkumpul mulai pukul 8.30 sampai 16.30. Sewaktu pasar ini ditutup, seluruh transaksi membentuk harga BBM pada hari itu.

Salah satu harga acuan BBM yang terbentuk di pasar Singapura adalah harga Mean of Platts Singapore (MOPS). “Harga MOPS ini biasanya lebih tinggi daripada harga BBM di kilang, tapi ada masanya pernah terjadi anomali dimana harga BBM di kilang lebih tinggi daripada harga MOPS,” tulis Arcandra.

Untuk sampai ke konsumen, masih diperlukan kapal pengangkut dari storage penjual ke storage pembeli untuk mendapatkan harga BBM. Dari storage pembeli baru di distribusikan ke SPBU lewat pipa, kapal yang lebih kecil atau truk tangki.

Di sini, kata Arcandra, terjadi penambahan biaya sehingga harga BBM di konsumen menjadi harga MOPS ditambahkan ongkos penyimpanan, ongkos pengangkutan, ongkos distribusi, pajak, margin badan usaha, dan lainnya.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar