Vladimir Putin Diminta Xi Jinping Jangan Lama-lama Perang di Ukraina

Senin, 26/09/2022 12:26 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping. (AFP Photo/Sputnik/Konstantin Zavrazhin)

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping. (AFP Photo/Sputnik/Konstantin Zavrazhin)

Jakarta, law-justice.co - Presiden China, Xi Jinping, dilaporkan minta Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk jangan terlalu lama menyerang Ukraina.

Keyakinan itu disampaikan mantan penasihat Putin, Andrei Illarionov, dalam wawancara eksklusif kepada Deutsch Welle, Sabtu (24/9).

Diketahui sebelumnyai, Xi dan Putin sempat bertemu langsung dalam acara Forum Kerja Sama Shanghai (SCO) di Samarkand, beberapa waktu lalu.

"Satu-satunya orang yang bisa berbincang penuh makna dengan Putin adalah Pemimpin Xi. Jadi, Xi tampaknya mengatakan sesuatu kepada Putin untuk mengubah kebijakannya terkait perang [di Ukraina] dengan mengubah secara radikal rencana awal menjadi `referendum` untuk mobilisasi dan ancaman nuklir," tutur Illarionov seperti melansir cnnindonesia.com.

"Tentu kita tak tahu pasti. Tapi berdasarkan bocoran informasi dan bahasa tubuh mereka. saya tak akan mengesampingkan bahwa Xi menyarankan kepada partner juniornya agar segera menyelesaikan perkara melawan Ukraina secepat mungkin misalnya sebelum Kongres Partai Komunis China pada Oktober," tutur Xi.

Invasi Rusia di Ukraina kini sudah memasuki tujuh bulan. Putin baru-baru ini pun memerintahkan mobilisasi parsial komando cadangan (Komcad) Rusia dan segera menggelar referendum di empat wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia saat ini.

Illarionov kemudian menyebut alasan Xi meminta Putin jangan terlalu lama melakukan invasi di Ukraina.

"Faktanya Rusia kini sudah tujuh bulan melancarkan perang (di Ukraina) dan belum juga terlihat kemenangan nyata yang juga membawa malu bagi Xi sehingga membuatnya terlihat lemah sebelum acara penting dalam hidupnya. Tentu saja Xi tak ingin terlihat lemah," kata Illarionov.

Dia menilai keputusan melakukan mobilisasi Komcad merupakan perubahan radikal bagi Putin yang telah melancarkan perang selama berbulan-bulan di Ukraina.

"Sebelum Samarkand, Putin menegaskan siap melancarkan perang dalam jangka panjang dalam hitungan beberapa tahun jika diperlukan," ucap Ilarionov.

"Keputusan (Putin) dalam beberapa hari (memerintahkan mobilisasi) berarti srtateginya berubah secara radikal. Ini bukan pertanda kelemahan atau kekalahan dia. Ini adalah tanda ketergantungannya kepada Xi," lanjutnya.

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar