Apabila Putin Nekat Gunakan Nuklir, Kondisi Ini yang Bakal Terjadi

Minggu, 25/09/2022 15:20 WIB
Vladimir Putin sedang menembak (Tribun)

Vladimir Putin sedang menembak (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Belum lama ini, Presiden Rusia, Vladimir Putin kembali menebar ancaman penggunaan nuklir dalam perang dengan negara tetangganya, di mana dia mengumumkan mobilisasi parsial di Ukraina.

Pengumuman disampaikan langsung Putin lewat media televisi pada Rabu (21/9/2022) lalu.

Pernyataan itu diumumkan setelah serangan balik Ukraina, yang diyakini memakan banyak korban tentara Rusia. Dia bahkan menegaskan bahwa ini bukanlah gertakan semata.

Putin bahkan menggarisbawahi ancaman nuklir Rusia. Menurutnya, Rusia memiliki berbagai alat penghancur untuk melindungi negaranya.

"Saya ingin mengingatkan Anda bahwa negara kami juga memiliki berbagai alat penghancur untuk melindungi Rusia dan rakyat, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki," tegas Putin, dikutip Sabtu (24/9/2022).

Dengan ini Putin pun mengatakan sudah menandatangani dekrit khusus. Mobilisasi parsial sendiri menempatkan Rusia situasi perang di mana wajib militer warga menjadi keharusan.

Pengumuman mobilisasi parsial itu berarti bahwa semua pihak di negeri itu harus berkontribusi lebih pada upaya perang. Bukan cuma warga tapi juga bisnis.

Dia juga memberi dukungan pada pencaplokan wilayah Timur dan Selatan Ukraina melalui referendum. Sebelumnya pro Rusia mengumumkan pemungutan suara berlangsung minggu ini.

Amerika Serikat (AS) pun merespons ancaman nuklir Putin. Di mana Putin disebut "tidak bertanggung jawab" dan menimbulkan ancaman menggunakan senjata nuklir secara serius.

"Ini adalah retorika yang tidak bertanggung jawab bagi kekuatan nuklir untuk berbicara seperti itu. Tapi itu tidak biasa untuk bagaimana dia berbicara selama tujuh bulan terakhir dan kami menganggapnya sangat serius," kata juru bicara Gedung Putih, John Kirby kepada ABC.

"Akan ada konsekuensi yang parah. Dia tidak hanya akan menjadi lebih paria di panggung dunia, tetapi juga harus ada konsekuensi berat yang akan dialami masyarakat internasional," tegasnya.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan, Rusia berusaha untuk menghancurkan Ukraina dan mengubah perbatasannya. Polandia sendiri, katanya, akan terus mendukung Ukraina bersama sekutu.

"Kami akan melakukan semua yang kami bisa dengan sekutu kami, sehingga NATO lebih mendukung Ukraina sehingga dapat mempertahankan diri," kata Morawiecki, sebagaimana dilansir Reuters.

"Rusia akan berusaha untuk menghancurkan Ukraina dan merebut sebagian wilayahnya. Kami tidak dapat mengizinkannya," jelasnya.

Finlandia sendiri mengaku memantau situasi ini. Namun pasukan pertahanan negara itu sudah bersiaga.

"Pasukan pertahanan kami sudah dipersiapkan dengan baik dan situasinya dipantau secara ketat," kata Menteri Pertahanan Finlandia Antti Kaikkonen.

Di sisi lain, analis politik internasional Tatiana Stanovaya di Telegram mengatakan pengumuman Putin adalah kode perang nuklir. Bukan cuma untuk Ukraina tapi juga Barat.

"Ini adalah ultimatum yang benar-benar tegas dari Rusia ke Ukraina dan Barat: apakah Ukraina mundur atau perang nuklirnya," katanya.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar