Perhimpunan Guru Pertanyakan Sistem Gaji Organisasi Bayangan Nadiem

Minggu, 25/09/2022 09:45 WIB
Menkeu Sri Mulyani dan Mendikbud Nadiem Makarim (Bizlaw.id)

Menkeu Sri Mulyani dan Mendikbud Nadiem Makarim (Bizlaw.id)

Jakarta, law-justice.co - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) dengan tegas mempertanyakan pernyataan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbid Ristek), Nadiem Anwar Makarim di forum PBB tentang keberadaan 400 orang tim bayangan atau shadow team di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Kepala Bidang Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri mengatakan, dalam laporan UNESCO mengenai kondisi digitalisasi pendidikan di Indonesia, Kemdikbudristek membentuk satgas khusus untuk membentuk beragam layanan aplikasi seperti merdeka mengajar dan kampus merdeka.

"Patut diduga, 400 orang shadow team ini adalah satgas tersebut. Berkaca pada kasus Sambo di institusi kepolisian, penggunaan satgas semacam ini sangat rentan penyalahgunaan," ucap Imam dalam keterangan pers tertulis, Sabtu (24/9/2022).

Iman mempertanyakan, skema pengajian 400 orang shadow team. Apakah menggunakan APBN atau skema lain. Menurutnya, jika Kemendikbudristek menggaji 400 orang tim bayangan ini menggunakan APBN, maka harus disampaikan ke publik dalam rangka asas akuntabilitas dan transparansi sebab menyangkut uang rakyat. Namun, jika tidak menggunakan APBN, maka sumber dana harus disampaikan.

"P2G mendesak BPK merespon ini, harus diperiksa saya rasa dari segi anggarannya," ucap Iman. Dikatakan Iman, 400 orang shadow team merupakan orang-orang kepercayaan Mendikbudristek Nadiem. Tim khusus yang dibentuk oleh Nadiem dalam rangka mensukseskan program-program Kemdikbudristek.

"Namun yang harus diingat, Kemdikbudristek kan juga punya ribuan pegawai atau ASN baik yang struktural maupun fungsional," ucapnya.

Untuk itu, Iman mempertanyakan apakah keberadaan tim khusus mendikbudristek tidak mengganggu atau berpotensi menggeser keberadaan ASN Kemdikbudristek yang jelas-jelas tugasnya mengabdi di tempat tersebut.

"Kami melihat justru keberadaan mereka akan menggoyahkan birokrasi internal Kemdikbudristek. Sebab jumlahnya tak sedikit 400 orang," cetus Fauzi Abdillah, Kepala Bidang Diklat dan Peningkatan Kompetensi Guru P2G.

Fauzi khawatir shadow team ini dapat merusak tatanan birokrasi di internal Kemdikbudristek, sehingga kinerja ASN nya terganggu, bahkan berpotensi mengalami demotivasi kerja. "Apa boleh buat jika Mas Menteri (Nadiem) lebih yakin dan percaya kepada kinerja shadow team ini ketimbang ASN di internal Kemdikbudristek, meskipun ini preseden tidak baik dalam konteks tata kelola lembaga," kata Fauzi.

Dikatakan Fauzi, jika alasan menghadirkan 400 tim khusus ini membantu berkontribusi dalam mengerjakan tugas-tugas pegawai ASN Kemdikbudristek, maka seharusnya peran mereka cukup melakukan transfer knowledge atau experiences dan transfer teknologi kepada internal pegawai Kemdikbudristek.

"Jangan sampai malah mengambil alih tupoksi pegawai Kemdikbudristek tersebut," ucapnya. Selanjutnya, Feriyansyah, Kepala Bidang Litbang Pendidikan P2G mendorong agar Mendikbudristek Nadiem menyampaikan ke publik nama-nama 400 orang shadow team ini, sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengaku memiliki 400 orang tim bayangan yang posisinya hampir sama dengan direktur jenderal (dirjen) yang ada pada direktorat di Kemendikbudristek

Menurut Nadiem, posisi tim bayangan tersebut bukan vendor, namun melekat di Kemendikbudristek, sehingga mereka turut mendesain produk-produk yang dihasilkan kementerian.

"Right now we have 400 product managers, software engineers, data scientists that have created a shadow organization attached to our Ministery. (Saat ini kami memiliki 400 manajer produk, insinyur perangkat lunak, ilmuwan data yang bekerja sebagai organisasi bayangan yang melekat pada Kementerian kami," kata Nadiem mengutip unggahan video di akun Instagram @nadiemmakarim, Kamis, 23 September 2022.

Pernyataan yang disampaikan Nadiem dalam rangkaian United Nations Transforming Education Summit di Markas Besar PBB. "Saya berbagi praktik baik transformasi teknologi dalam pendidikan yang sedang berlangsung di Tanah Air," ucapnya.

Ia menuturkan berkat gotong royong seluruh pihak termasuk dukungan BUMN, ekosistem teknologi yang Kemendikbudristek hadirkan telah melayani lebih dari 362.000 sekolah, 2,3 juta guru, 724.000 mahasiswa, dan lebih dari 2.000 mitra.

"Dengan teknologi yang tepat sasaran melalui terobosan Merdeka Belajar, saya yakin Indonesia dapat menjadi inspirasi dunia dalam upaya pemulihan dan transformasi pendidikan global," tutupnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar