Sentuh Rekor Tertinggi di Agustus

Untung besar China Keruk Batu Bara Murah dari Rusia dan Indonesia

Senin, 24/01/2022 06:34 WIB
Impor batu bara China dari Rusia mengalami peningkatan pada Agustus 2022, melewati bulan sebelumnya dan bahkan menyentuh level tertinggi setidaknya dalam lima tahun terakhir. Foto/Dok  Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Rabu, 21 September 2022 - 05:44 WIB oleh Anto Kurniawan dengan judul

Impor batu bara China dari Rusia mengalami peningkatan pada Agustus 2022, melewati bulan sebelumnya dan bahkan menyentuh level tertinggi setidaknya dalam lima tahun terakhir. Foto/Dok Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Rabu, 21 September 2022 - 05:44 WIB oleh Anto Kurniawan dengan judul

law-justice.co -  

Kondisi global yang bergejolak selain pertikayan Rusia dan Ukraina yang tidak juga berakhir dan pembalasan negara negara untuk membalas serangan Rusia sebagai adidaya Negara besar menindas negara dibawahnya menarik simpati negara negara Eropa. Antara lain  dicatat media lain : Ekspor Batu Bara Rusia Sedang Membara Dibayangi Sanksi Uni Eropa.

Kesempatan China memainkan efek dari pertikayan dan blok memblok demi perlawanan yang terselubung terhadap pruduksi dari alam Rusia yang sangat berlimpah.

keperluan Impor batu bara China dari Rusia mengalami peningkatan pada Agustus 2022,

Data perdangan mencatat  dalam  melewati bulan sebelumnya dan bahkan menyentuh level tertinggi setidaknya dalam lima tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena utilitas listrik di konsumen batu bara terbesar dunia itu mencari pasokan luar negeri untuk memenuhi permintaan yang melonjak dalam cuaca panas yang ekstrim.

 

Kedatangan batu bara Rusia pada bulan lalu mencapai 8,54 juta ton, naik dari puncak sebelumnya 7,42 juta ton pada Juli dan 57% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Data ini menurut Administrasi Umum Kepabeanan yang dirilis pada Selasa (20/9/2022) Angka bulanan tersebut merupakan yang tertinggi sejak statistik pembanding dimulai pada 2017. Impor dari Rusia telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir karena Eropa menangguhkan pembelian dari negara itu setelah Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina, memaksa batu bara Rusia diperdagangkan dengan diskon besar-besaran.


Harga batu bara Rusia kemudian merangkak naik karena China dan India meningkatkan pembelian, kata para pelaku pasar. Tetapi masih lebih murah daripada batu bara domestik dengan kualitas yang sama. Batu bara termal Rusia 5.500 kkal berdasarkan pengiriman ke China dinilai sekitar USD155 per ton pada akhir Agustus, naik dari sekitar USD150 per ton sebulan sebelumnya.

Ekspor Batu Bara Rusia Sedang Membara Dibayangi Sanksi Uni Eropa.

Saat kekeringan parah dan gelombang panas melanda China bagian Barat dan Selatan mulai akhir Juli, pembangkit listrik tenaga batu bara meningkatkan produksi untuk memenuhi lonjakan permintaan AC dan kesenjangan pasokan dari pembangkit listrik tenaga air. Negeri Tirai Bambu juga meningkatkan pembelian batu bara termal berkualitas lebih tinggi, seperti dari Rusia untuk meningkatkan efisiensi pembangkit listrik.

Pemberitaan lain mengankat tulisan ini  China Habiskan Rp87,5 Triliun Buat Beli Minyak, Gas dan Batu Bara Rusia. 

Selain itu China membawa 15,82 juta ton bahan bakar kotor dari pemasok utamanya Indonesia pada Agustus, 35% lebih tinggi dari Juli, data menunjukkan. Tapi Angka itu masih lebih rendah dari 17,3 juta ton impor pada Agustus tahun lalu. Peningkatan pembelian batu bara asal Indonesia terjadi karena harga yang menggiurkan mendorong perusahaan utilitas untuk memesan lebih banyak.

Indonesia 3.800 kkal lebih murah sekitar 170 yuan (USD24,26) per ton daripada batu bara China dengan kualitas yang sama

Pada bulan Agustus, batu bara termal Indonesia 3.800 kkal lebih murah sekitar 170 yuan (USD24,26) per ton daripada batu bara China dengan kualitas yang sama, dan batu bara 4.700 kkal lebih rendah 140 yuan. Utilitas listrik diperkirakan akan meningkatkan impor pada Oktober untuk mengisi kembali stok menjelang dimulainya musim panas di sebagian besar China utara pada pertengahan November. Namun, karena depresiasi renminbi terus berlanjut, batu bara impor akan menjadi lebih mahal bagi pembeli China dan berpotensi mengurangi permintaan.

 

 

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar