Epidemiolog Minta Pemerintah Cabut Aturan PPKM & Cabut Status Pandemi

Jum'at, 23/09/2022 21:20 WIB
Pemkot Tangerang, saat ini sedang melakukan ujicoba pembukaan alun-alun Kota Tangerang, yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kota Tangerang, Jumat (12/11). Ujicoba ini terkait adanya pelonggaran aktifitas masyarakat pada PPKM Level 1 namun dengan tetap menerapkan aturan protokol kesehatan dan kapasitas 75 persen untuk menghindari terjadinya kerumunan. Robinsar Nainggolan

Pemkot Tangerang, saat ini sedang melakukan ujicoba pembukaan alun-alun Kota Tangerang, yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kota Tangerang, Jumat (12/11). Ujicoba ini terkait adanya pelonggaran aktifitas masyarakat pada PPKM Level 1 namun dengan tetap menerapkan aturan protokol kesehatan dan kapasitas 75 persen untuk menghindari terjadinya kerumunan. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Pencabutan status pandemi Covid-19 di tangan presiden. Namun epidemiolog menyarankan sebelumnya cabut atura PPKM.

Presiden hendaknya tidak serta merta mencabut status pandemi.

Saran Epidemiolog FKM Universitas Indonesia Pandu Riono hendaknya dilakukan secara bertahap.

Menurut Riono, sebelum akhir pandemi diputuskan, disarankan agar pemerintah memberhentikan kebijakan pembatasan PPKM terlebih dulu.


"Biar masyarakat betul-betul percaya bahwa Covid-19 di Indonesia tidak terlalu berat lagi," ungkap dia dalam konferensi pers virtual Jumat (23/9/2022).

Ia mengungkapkan, perlu ada tahapan-tahapan yang dilalui pemerintah agar bisa benar-benar mengakhiri pandemi, diantaranya menyudahi pembatasan kegiatan masyarakat.

Di Indonesia sendiri terdapat dua status yang ditetapkan pemerintah terkait pandemi ini.

Pertama, status kedaruratan kesehatan masyarakat dan kedua status kedaruratan bencana non alam.

"Dengan demikian, harapannya kalau kondisi ini lancar maka Presiden akan bisa mencabut status darurat kesehatan masyarakat dan status darurat bencana non alam," kata dia.

"Akhir pandemi ini adalah keputusan politik ya bukan keputusan ahli epidemiologi. Epidemiolog hanya melihat bahwa ini kondisinya sudah mengarah kesana ya, tapi pembatasan masyarakat bisa dicabut," sambung Pandu.

Menurutnya, pembatasan aktivitas masyarakat sebagai intervensi pengendalian pandemi tidak lagi diperlukan, lantaran sudah ada komunikasi risiko yang kuat dalam mencegah penularan.

Update kasus Covid-19 global hari ini Jumat 23 September 2022. Jumlah kematian di dunia mencapai 6.535.814 orang.


Indonesia masih berada di peringkat 19 dunia dengan total kasus hingga kini mencapai 6.417.490.

Sementara Amerika Serikat masih tertinggi di dunia.

Presiden Joe Biden mengeluarkan pernyataan kalau pandemi Covid-19 sudah berakhir.

Per hari ini, total kasus Covid-19 yang dilaporkan secara global menyentuh angka 618.953.307.

Jumlah kematian dan mereka yang telah sembuh dari Covid-19 masing-masing mencapai 6.535.814 dan 598.854.534 orang.

Baca juga: Harga Karet Jatuh, Disbunak Kalsel Dorong Petani Olah karet Jadi Barang Setengah Jadi

Sementara itu, kasus aktif yang tersebar di seluruh dunia kini mencapai 13.562.959.

Berikut daftar 20 negara dengan infeksi virus corona terbanyak di dunia:

Dunia

Total kasus: 618.953.307

Meninggal: 6.535.814

Sembuh: 598.854.534

Kasus aktif: 13.562.959

1. Amerika Serikat

Total kasus: 97.783.670

Meninggal: 1.080.807

Sembuh: 94.332.001

Kasus aktif: 2.370.862

2. India

Total kasus: 44.555.634

Meninggal: 528.429

Sembuh: 43.978.271

Kasus aktif: 48.934


3. Prancis

Total kasus: 35.050.133

Meninggal: 154.854

Sembuh: 34.409.422

Kasus aktif: 485.857

4.Brasil

Total kasus: 34.651.742

Meninggal: 685.656

Sembuh: 33.750.459

Kasus aktif: 215.627

5. Jerman

Total kasus: 32.854.286

Meninggal: 149.275

Sembuh: 32.071.500

Kasus aktif: 633.511


6. Korea Selatan

Total kasus: 24.535.940

Meninggal: 28.009

Sembuh: 23.541.242

Kasus aktif: 966.689

7. Inggris

Total kasus: 23.585.305

Meninggal: 189.484

Sembuh: 23.316.071

Kasus aktif: 79.750

8. Italia

Total kasus: 22.241.369

Meninggal: 176.775

Sembuh: 21.651.859

Kasus aktif: 412.735

9. Jepang

Total kasus: 20.840.785

Meninggal: 44.071

Sembuh: 20.059.177

Kasus aktif: 737.537

10. Rusia

Total kasus: 20.641.559

Meninggal: 386.447

Sembuh: 19.594.562

Kasus aktif: 660.550

11. Turki

Total kasus: 16.852.382

Meninggal: 101.068

Sembuh: 16.728.873

Kasus aktif: 22.441

12. Spanyol

Total kasus: 13.393.196

Meninggal: 113.845

Sembuh: 13.200.919

Kasus aktif: 78.432

13. Vietnam

Total kasus: 11.467.619

Meninggal: 43.146

Sembuh: 10.583.947

Kasus aktif: 840.526

14. Australia

Total kasus: 10.164.301

Meninggal: 14.820

Sembuh: 10.064.797

Kasus aktif: 84.684

15. Argentina

Total kasus: 9.703.938

Meninggal: 129.855

Sembuh: 9.551.694

Kasus aktif: 22.389

16. Belanda

Total kasus: 8.410.076

Meninggal: 22.630

Sembuh: 8.353.390

Kasus aktif: 34.056

17. Iran

Total kasus: 7.545.855

Meninggal: 144.364

Sembuh: 7.322.812

Kasus aktif: 78.679

18. Meksiko

Total kasus: 7.073.203

Meninggal: 329.920

Sembuh: 6.341.637

Kasus aktif: 401.646

19. Indonesia

Total kasus: 6.417.490

Meninggal: 157.966

Sembuh: 6.236.021

Kasus aktif: 23.503

20. Kolombia

Total kasus: 6.305.562

Meninggal: 141.746

Sembuh: 6.132.645

Kasus aktif: 31.171

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:
Tags:




Berita Terkait

Komentar