Coba Hitung, Mana Lebih Hemat Gas Elpiji Versus Kompor Listrik?

Jum'at, 23/09/2022 19:40 WIB
Pekerja saat bongkar muat tabung Gas Elpiji 3 Kg Subsidi di salah satu agen gas di Jakarta Pusat, Senin (19/9/2022). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan keseriusan pemerintah dalam melakukan program konversi kompor gas berbahan LPG 3 kg menjadi kompor listrik atau kompor induksi. foto:coky

Pekerja saat bongkar muat tabung Gas Elpiji 3 Kg Subsidi di salah satu agen gas di Jakarta Pusat, Senin (19/9/2022). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan keseriusan pemerintah dalam melakukan program konversi kompor gas berbahan LPG 3 kg menjadi kompor listrik atau kompor induksi. foto:coky

Jakarta, law-justice.co - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merealisasikan program konversi kompor elpiji ke kompor induksi atau listrik. Pilot project telah berlangsung di Surakarta, Jawa Tengah. Lantas apa perbedaan kompor elpiji versus kompor listrik, mana yang lebih hemat?

Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, mengungkap bahwa konversi tersebut menyasar masyarakat kelas menengah ke bawah yang biasanya mereka menggunakan elpiji bersubsidi. Langkah terbaru ini diklaim dapat membantu pemerintah dalam mengurangi sejimlaj beban subsidi dan ketergantungan akan adanya impor elpiji.


Lebih lanjut, Darmawan mengatakan jika pilot project konversi kompor yang dilakukan oleh PLN di Surakarta menyasar sebanyak 1.018 pelanggan. Dengan rincian yaitu 542 pelanggan sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sejumlah 458 pelanggan Non DTKS swrta 18 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

 

Kompor Elpiji Versus Kompor Listrik Mana yang Lebih Hemat?

Salah satu kelebihan dari kompor listrik adalah memasak jauh lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan kompor elpiji 3 kg. Adapun penghematan energi yang akan diperoleh yaitu mencapai 10 sampai 15 persen.

Darmawan menjelaskan terkait harga keekonomian elpiji 3 kg yakni Rp 19.698 per kg. Sementara itu, pemerintah memberi harga subsidi sebesar Rp 4.250 per kg. Dengan adanya rantai pasok hingga ke masyarakat harga elpiji 3 kg sebesar Rp 5.250 per kg, sehingga pemerintah memberikan subsidi Rp 15.448 per kg.

Sementara itu, harga keekonomian listrik yang digunakan untuk kompor induksi yaitu Rp 11.792 per kg listrik ekivalen dengan rincian sekitar 7,18 Kwh. PLN telah melepas biaya listrik untuk memasak ekivalen sebesar Rp 4.550 yang dibayar oleh masyarakat. Artinya per kalori memasak daribkompor induksi dengan penggunaan kompor elpiji akan lebih hemat Rp 720.

Melalui program konversi elpiji ke kompor induksi PT PLN memastikan jika tidak akan menambah beban biaya dari masyarakat. Karena, selama ini isu yang bergulir di masyarakat yaknj dengan menggunakan kompor induksi, maka daya listrik akan bertambah atau dinaikkan beban pembayaran listriknya.

Tak hanya itu, penggunaan listrik pada program konversi elpiji ke kompor induksi tersebut, akan melewati jalur khusus yang berbe dan dengan adanya daya listrik yang terpasang oleh pelanggan, maka tidak akan menambah beban biaya masyarakat.

Sementara Darmawan mengungkapkan, dari program konversi kompor listrik terbukti jika akan lebih menghemat APBN hingga Rp 330 miliar per tahun. PLN telah memprediksikan jika konversi akan dilakukan pada 5 juta kelompok penerima manfaat (KPM). Sehingga akan jauh menghemat APBN sebesar 5,5 triliun, dan 15,3 KPM menghemat Rp 16,8 triliun per tahun.

Nah itulah tadi informasi mengenai perbedaan kompor elpiji versus kompor listrik. Secara garis besar kompor induksi terbilang lebih hemat dibandingkan dengan kompor elpiji. Semoga bermanfaat!

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar