GOTO dan TOBA Disebut Pasok Dua Juta Motor Listrik,

ProDEM: Kebijakan Pejabat Model LBP Cuma untuk Cari Keuntungan Bisnis!

Rabu, 21/09/2022 06:02 WIB
Iwan Sumule (Tengah). (Rmol.id).

Iwan Sumule (Tengah). (Rmol.id).

Jakarta, law-justice.co - Upaya pemerintah mengeluarkan kebijakan pengurangan emisi karbon di tengah naiknya bahan bakar minyak dimanfaatkan perusahaan platform digital kenamaan Indonesia yang bekerjasama dengan korporasi milik Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, untuk memasok jutaan motor listrik.

Rencana usaha itu akan direalisasi PT GOTO Gojek Tokopedia (Goto) dengan PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) Electrum yang akan emasok 2 juta unit motor listrik.

Namun, hal tersebut mendapat kritik dari Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule.

Menurut Iwan Sumule, kerjasama dua perusahaan itu agak aneh, mengingat salah satunya dimiliki oleh pejabat pemerintah pusat yang duduk sebagai salah satu menteri Presiden Joko Widodo.

"Jika pejabat negara model LBP membuat kebijakan hanya untuk mencari keuntungan bisnis, rakyat tak akan pernah sejahtera," ujar Iwan Sumule lewat akun twitter pribadinya.

Di samping itu, dia memandang seharusnya jutaan motor listrik yang akan dihadirkan ke Indonesia oleh dua perusahaan itu bukan barang impor, tetapi hasil produksi di Indonesia.

"Mestinya diproduksi sendiri agar menyerap tenaga kerja, sehingga bisnisnya pun bermanfaat bagi rakyat dan produktif," tuturnya.

"Iya gak sih?" tandasnya menegaskan.

Sebelumnya, Perusahaan patungan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA), Electrum, menargetkan bisa memasok 2 juta unit motor listrik untuk kebutuhan di dalam negeri.

Ambisi ini didorong oleh komitmen pengurangan emisi karbon di tengah naiknya harga bahan bakar fosil.

Presiden Direktur Electrum sekaligus Wakil Presiden Direktur TOBA Pandu Sjahrir dalam wawancara dengan Nikkei Asia mengaku optimistis dengan rencana perusahaan patungan ini dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

Belum lama ini, Electrum menjalin kerja sama dengan Pertamina dan Gogoro Inc., perusahaan energi dan produsen kendaraan listrik asal Taiwan.

Kerja sama dilakukan dalam rangka peningkatan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia dan komitmen memasok kendaraan listrik untuk Gojek.

Kolaborasi ini lantas melibatkan motor listrik Gesits milik Wika Industri Manufaktur.

Electrum sejauh ini telah mengoperasikan 13 stasiun penukaran baterai di Jakarta dan telah memasok 300 motor listrik. Pandu mengatakan adopsi kendaraan listrik dalam ekosistem Gojek berjalan cepat.

“Ini proses adopsi yang cepat. Artinya ada respons positif pasar, masyarakat menyukai pemakaian motor listrik,” kata Pandu dikutip Selasa (20/9/2022).

Pandu memperkirakan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mahal akan meningkatkan daya tarik kendaraan listrik. Dia juga optimistis target Gojek untuk menjadikan seluruh armadanya berbasis kendaraan listrik pada 2030 bisa dicapai lebih cepat.

“Namun untuk mencapainya mungkin perlu kebijakan pemerintah yang suportif,” lanjutnya.

Gojek tercatat memiliki 2 juta mitra ojek motor maupun mobil pada 2021. Dua kendaraan tersebut menjadi pendukung mobilitas utama di Indonesia dan kebijakan kenaikan BBM subsidi belum lama ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada masyarakat.

Pandu meyakini dengan harga BBM yang meningkat, pemakaian kendaraan listrik akan bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Dia juga menyebutkan pemakaian kendaraan listrik bisa menjadi alternatif karena lebih murah.

Pada kesempatan yang sama, Pandu yang juga menjabat sebagai pendiri perusahaan modal ventura AC Ventures menyampaikan ketertarikannya untuk ikut berinvestasi di proyek Ibu Kota Nusantara di Kalimantan.

“Saya dimintai opini oleh mereka dan memberi tanggapan bahwa kami ingin berinvestasi. Berikan saja insentif [untuk investasi],” katanya.

Kebutuhan dana pengembangan IKN diperkirakan mencapai Rp466 triliun.

Pemerintah Indonesia menginginkan 80 persen pendanaan berasal dari pihak eksternal, terutama swasta dan pemerintah negara maju.

Namun ambisi pemindahan ibu kota ini menghadapi tantangan dari bahan baku yang naik dan meningkatnya suku bunga.

Namun Pandu menekankan bahwa katalis pembangunan akan sangat bergantung dari langkah Indonesia.

“Yang terpenting adalah kita Indonesia yang berinvestasi,” kata dia.

Sementara itu, TOBA telah menetapkan target peningkatan porsi bisnis hijau terhadap pemasukan perusahaan.

Dalam dua tahun ke depan atau sampai 2024, porsi pendapatan antara energi fosil dan energi terbarukan diharapkan mencapai 50:50.

Head of Corporate Strategy TBS Energi Utama, Nafi Achmad Sentausa menjelaskan pengembangan ekosistem kendaraan listrik bersama Gojek telah melalui tahap commercial pilot.

Perseroan menargetkan pada akhir 2022 sampai awal 2023, proses pembangunan fasilitas manufaktur telah dimulai.

“Targetnya akhir tahun ini sampai awal tahun depan kami sudah bisa mulai groundbreaking fasilitas manufaktur untuk mulai produksi dan menjual secara komersial di 2024,” paparnya dalam konferensi pers, Rabu (8/6/2022).

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar