Kejanggalan soal `Bjorka Madiun`:
Tidak Punya Komputer, Jualan Es dan Orang Tua Buruh Tani
Hacker Bjorka (Kompas)
Jakarta, law-justice.co - Kepolisian Indonesia (Polri) menyatakan bahwa telah memeriksa seorang pemuda berinisial MAH asal Madiun, Jawa Timur yang diduga merupakan sosok dibalik hacker Bjorka.
Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan pemeriksaan itu dilakukan oleh penyidik dari Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.
Dia juga memastikan pemeriksaan yang dilakukan statusnya masih sebagai saksi.
"Yang baru saya dapat informasi yang ada di Jawa Timur aja yang masih didalami. Satu orang aja yang masih didalami," ujarnya ketika dikonfirmasi, Kamis (15/9).
Meski begitu, ibu dari MAH, Suprihatin mengaku kaget anaknya ditangkap tim siber Mabes Polri karena diduga merupakan hacker Bjorka.
Suprihatin menganggap janggal dengan penangkapan itu karena sang anak bahkan tidak punya komputer ataupun laptop untuk melakukan kegiatan hacker.
Dia mengatakan MAH hanya punya satu ponsel. Karena itu, dia tak percaya jika anaknya adalah peretas yang menggegerkan Indonesia.
"Tidak punya komputer, hanya ponsel satu itu di tangan," ucapnya.
Dia memastikan apabila keluarganya tidaklah memiliki komputer atau laptop. Suprihatin mengatakan yang ada di dalam kamar anaknya hanya ada tumpukan pakaian saja.
Dia pun menceritakan anaknya ditangkap pada Rabu (14/9) sekitar pukul 18.30 WIB. MAH ditangkap di tempat kerja, yakni di sebuah toko es waralaba lokal di Madiun.
"Saat kerja ditangkapnya. Sempat dibawa pulang ke rumah sini sebelum dibawa ke Polsek Dagangan," tuturnya.
Suprihatin mengaku tak hanya dirinya yang kaget atas penangkapan anaknya, tapi juga suaminya, Jumanto (52), dan kedua anaknya yang lain.
Lebih lanjut, Suprihatin juga mengatakan apabila anaknya sekali tidak memiliki kemampuan sebagai hacker.
Oleh sebab itu, keluarganya pun berharap MAH dapat segera dipulangkan usai menjalani pemeriksaan.
"Saya hanya buruh tani," katanya.
Komentar