Warga Lebanon Marah Pegawai Bank Sampai di Sandera, ini Sebabnya

Kamis, 15/09/2022 19:40 WIB
Protes Warga Lebanon akibat kelangkaan bahan makanan dan keperluan sehari-hari (AFP)

Protes Warga Lebanon akibat kelangkaan bahan makanan dan keperluan sehari-hari (AFP)

Lebanon, law-justice.co - Seorang perempuan menyandera para karyawan sebuah bank di ibu kota Lebanon, Beirut, serta menuntut agar uang di dalam tabungannya bisa dicairkan agar bisa membayar biaya perawatan medis adiknya.


Dia meninggalkan bank setelah dilaporkan membawa uang sebanyak US$13.000 (senilai Rp193,7 juta). Belum diketahui apakah dia ditangkap setelah insiden itu.

Dalam kejadian terpisah, seorang laki-laki menyandera para pegawai sebuah bank di Aley guna mencairkan tabungannya.

Dua peristiwa itu adalah rangkaian insiden terbaru yang memperlihatkan kemarahan warga Lebanon atas pembatasan yang diberlakukan karena krisis ekonomi.

Penarikan uang tunai di negara itu telah dibatasi sejak 2019, ketika nilai pound Lebanon anjlok dan inflasi melonjak.

Lebanon sekarang berada di tengah salah satu depresi ekonomi paling parah dan berkepanjangan di seluruh dunia.

Lebih dari 80% penduduknya hidup dalam kemiskinan dan harus berjuang untuk membeli makanan dan obat-obatan.


BBC tidak bertanggung jawab atas konten dari situs eksternal. Lihat cuitan aslinya di Twitter.

Penyanderaan yang dilakukan perempuan tersebut berlangsung selama satu jam di kantor cabang Bank Blom, di daerah Sodeco, Beirut, pada Rabu (14/09).

Selama peristiwa berlangsung, perempuan tersebut menyiarkan langsung video dirinya, yang menuntut agar isi tabungan keluarganya dicairkan.

Setelah perempuan lain mengatakan kepadanya bahwa mereka telah diberi uang dan seorang laki-laki memegang sekantong uang dolar AS, dia berkata: "Saya Sally Hafez. Saya datang hari ini untuk mengambil tabungan saudara perempuan saya, yang sekarat di rumah sakit."

"Saya tidak datang untuk membunuh siapa pun atau untuk membuat keributan, saya datang untuk menuntut hak saya."

Perempuan itu dan rekannya dilaporkan melarikan diri melalui jendela di belakang bank, sebelum pasukan keamanan tiba.


"Jika kami tidak melakukan ini, putri saya bisa mati," katanya.

Dalam insiden terpisah di Aley, sebuah sumber dari pihak keamanan mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa laki-laki bersenjata yang memasuki kantor cabang Bankmed diberi uang US$30.000 (sekitar Rp447 juta), sebelum dia menyerahkan diri kepada polisi. Uang itu berasal dari tabungannya.

Ibrahim Abdallah dari Deposan` Outcry, sebuah kelompok advokasi untuk orang-orang Lebanon yang memiliki tabungan, mengatakan masyarakat sedang berada dalam situasi kritis.

"Kami telah meminta negara selama tiga tahun terakhir, kami telah menuntut dan memprotes secara damai, dan tidak ada yang menunjukkan mereka peduli dengan kami," katanya kepada Reuters.

Bulan lalu, seorang hakim memerintahkan pembebasan seorang laki-laki yang menyandera staf di kantor cabang bank lainnya, selama tujuh jam, untuk mengambil uang sebanyak US$35.000 dari tabungannya (senilai Rp521,6 juta).

Uang itu, katanya, diperlukan untuk membayar tagihan rumah sakit ayahnya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar