Usai Dapat Telepon Misterius, Hanung Bramantyo Batal Bikin Film Munir

Rabu, 14/09/2022 12:09 WIB
Sutradara Hanung Bramantyo (Tribun)

Sutradara Hanung Bramantyo (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Salah seorang sutradara ternama tanah air, Hanung Bramantyo baru-baru ini blak-blakan mengisahkan soal dirinya yang batal menggarap film soal Aktivis HAM, Munir setelah dirinya mendapatkan telepon misterius.

Pembatalan itu dia lakukan demi keselamatan dirinya.

Dalam unggahan di akun Instagram beberapa waktu lalu, Hanung mengisahkan hal tersebut dengan mengunggah foto Munir.

Dia menyebut penelepon misterius itu adalah "seorang pensiunan tentara".

"Tanggal 7 September 2004, lelaki pejuang HAM ini dibunuh. Sampai hari ini dalangnya tidak tertangkap. Pernah suatu hari saya diminta membuat filmnya. Tanpa ragu saya menyatakan bersedia," tulis Hanung.

"Paginya, saya ditelepon orang tak dikenal yang dengan sopan meminta saya untuk berjumpa. Katanya nge-fans sama saya dan ingin kenalan. Setelah saya selidiki ternyata si penelepon seorang pensiunan tentara. Hati saya langsung mak jleb," lanjutnya.

"Perasaan saya enggak enak. Mulai saat itu, saya memutuskan untuk mengurungkan niat membuat film tentang Munir, daripada nasib saya seperti sang Brigadir," kata Hanung.

"Melihat tragedi Duren Tiga, saya jadi paham kalau keadilan sulit ditegakkan jika menyentuh aparat. Buat cak Munir, saya titipkan doa. Semoga keadilan segera tiba buat sampean. Agar keluarga yang ditinggalkan tenang. Al-fatihah," katanya.

Sementara itu, Komnas HAM sebelumnya mengumumkan tiga anggota tim ad hoc penyelidikan pelanggaran HAM berat untuk kasus pembunuhan aktivis Munir Said Thalib.

Tiga anggota itu terdiri Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, Komisioner Komnas HAM Sandrayati Moniaga, dan Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid.

Namun, Usman menolak bergabung dalam tim ad hoc tersebut. Usman berpendapat kasus Munir sudah jelas merupakan pelanggaran HAM berat. Keyakinannya itu mengacu pada sejumlah bukti yang ada.

Di tengah pertanyaan soal pembunuhan Munir yang masih jadi tanda tanya setelah belasan tahun, peretas anonimus yang dikenal sebagai Bjorka menyebar identitas sosok di balik pembunuhan Munir baru-baru ini. Nama Muchdi Purwopranjono terseret dalam klaim tersebut.

"Saya akan memberikan sebuah nama bila kalian bertanya siapa di balik pembunuhan Munir. Dia adalah Muchdi Purwopranjono yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya," ucap Bjorka dalam bahasa Inggris di kanal Telegram, pada akhir pekan.

Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang merespons tudingan Bjorka itu. Badaruddin menegaskan Muchdi PR telah terbukti tidak terlibat oleh pengadilan dan sudah dibebaskan.

"Kita serahkan ke negara saja. Kan sudah lama kasusnya dan yang terkait sudah menjalani proses hukum. Adanya hacker Bjorka membuka ke publik lagi pasti ada niat di balik itu," ujar Badaruddin melalui pesan, Minggu (11/9).

"Entah mau menutupi isu terupdate sekarang atau sekedar isu jelang pemilu lima tahunan. Wallahu alam. Lama lama juga akan hilang dengan sendirinya," lanjutnya.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar