PA 212 Diundang ke Istana Ingin Diberi Penjelasan Harga BBM Naik, Mau?

Selasa, 13/09/2022 20:00 WIB
Ratusan Alumni  PA 212 dan Gerakan Nasional Pengalaman Fatwa (GNPF) Ulama menggelar aksi demonstrasi di Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda, di Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (12/9). Dalam aksi hari ini PA 212 dan GNPF membahas tolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan menuntut 3 tuntutan yakni, turunkan harga BBM, turunkan harga-harga, tegakan supremasi hukum. Foto: Coky

Ratusan Alumni PA 212 dan Gerakan Nasional Pengalaman Fatwa (GNPF) Ulama menggelar aksi demonstrasi di Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda, di Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (12/9). Dalam aksi hari ini PA 212 dan GNPF membahas tolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan menuntut 3 tuntutan yakni, turunkan harga BBM, turunkan harga-harga, tegakan supremasi hukum. Foto: Coky

Jakarta, law-justice.co - Demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) datang dari berbagai pihak, salah satunya Persatuan Alumni (PA) 212. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin siap mengundang PA 212 untuk datang ke Istana Kepresidenan Jakarta.

KSP nantinya siap menjelaskan alasan kenaikan harga BBM. "Alumni 212. Kami tunggu supaya bisa memberikan pencerahan (kenaikan harga BBM)," kata Ngabalin di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (13/9).


Ngabalin berharap, PA 212 memahami alasan pemerintah mengerek harga BBM. Untuk itu, pihaknya akan memberi penjelasan sesuai dengan data yang tepat. "Supaya dia jangan cuma berteriak, tidak mengerti perkara," ujar dia.


Ngabalin mengatakan kenaikan harga BBM sudah berdasarkan kajian yang dilakukan berkali-kali. Presiden Joko Widodo harus memutuskan kenaikan harga bahan bakar demi menyelamatkan keuangan negara.

"Ini dalam rangka penyelamatan negara dan rakyat Indonesia," katanya.

Ngabalin juga mengatakan bahwa Jokowi tak menghindar dari demonstrasi. Ia mengatakan, agenda Presiden sudah dirancang sejak jauh hari.

Jokowi juga telah meminta KSP menerima demonstran jika agenda Presiden padat. "Agenda Presiden sudah diatur tiga bulan sebelumnya," katanya.

Kemarin, PA 212 menggelar aksi menolak kenaikan harga BBM di Silang Monas Barat Daya. Selain PA 212, kelompok lain yang bergabung adalah Gerakan Nasional Pembela Rakyat, Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama, dan Front Persaudaraan Islam (FPI).

Aksi demo masih berlanjut hingga hari ini. Massa buruh dan mahasiswa memadati sejumlah lokasi, salah satunya Patung Kuda Arjuna Wijaya yang tidak jauh dari Istana.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar