Dukung Demonstran Tolak Harga BBM Naik, Bjorka Ancam Bobol MyPertamina

Senin, 12/09/2022 12:30 WIB
Hacker Bjorka (Kompas)

Hacker Bjorka (Kompas)

Jakarta, law-justice.co - Meski akun Twitter-nya ditangguhkan, Hacker dengan nama anonim Bjorka belum berhenti melancarkan aksinya.

Teranyar, Hacker itu mendeklarasikan diri mendukung demonstran menolak kenaikan harga BBM bersubsidi.

Sebagai bentuk dukungannya, hacker Bjorka mengumumkan akan membongkar data di aplikasi MyPertamina.

Tangkapan layar cuitan berbahasa Inggris dan bernada ancaman dari akun Twitter hacker itu beredar di media sosial dan diunggah lagi oleh akun Twitter @Opposite090192.

"Pesan terbaru dari BJORKA: Untuk dukung perjuangan rakyat Indonesia demo kenaikan harga BBM, saya akan publish database MyPertamina secepatnya," tulis akun @Opposite090192 pada Sabtu (10/9/2022) yang dia terjemahkan dari cuitan akun Bjorka.

Lewat grup telegram yang diasuhnya, Bjorka mengaku akan menyerang data Pertamina.

"Saya masih belum punya akun twitter saat ini, masih bersiap untuk membocorkan pertamina," tulisnya.

Seperti diketahui, Bjorka sebelumnya kerap mengumumkan aksinya lewat akun twitter @bjorkanism.

Namun akun twitter tersebut ditangguhkan sejak Minggu (11/9) sore.

Nama Bjorka mendadak tenar dalam dua bulan terakhir. Pada mulanya, hacker yang mengaku berbasis di Warsawa, Polandia itu meretas data pelanggan Tokopedia.

Bjorka membocorkan data tersebut lewat situs Breached Forum pada April 2020. Kemudian, dia membocorkan data pengguna media sosial Wattpad dan disusul pelanggan Indihome.

Pada 31 Agustus, Bjorka lalu mengunggah 1,3 miliar data registrasi SIM Card yang diklaim dibobol dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Isinya adalah NIK, nomor telepon, provider, hingga tanggal registrasi.

Kebocoran tersebut membuat pemerintah khususnya Kominfo bereaksi. Sayangnya, reaksi pemerintah justru ditertawakan oleh sang hacker.

"Kalau bisa jangan nyerang lah, orang itu perbuatan illegal access kok. Setiap serangan itu yang dirugikan rakyatnya," ucap Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan, di kantornya, Jakarta, Senin (5/9).

Bjorka pun membalas pesan Semuel itu lewat unggahan di forum gelam dengan judul `My Message to Indonesian Government`.

"My Message to Indonesian Goverment: Stop being an idiot (pesan saya untuk pemerintah Indonesia: berhentilah jadi orang bodoh, red)," dikutip dari utas di BreachForums, Selasa (6/9).

Lebih lanjut, Bjorka juga mengklaim telah membocorkan sejumlah surat rahasia untuk Presiden Jokowi pada periode 2019-2021. Salah satunya adalah surat dalam amplop tertutup dari Badan Intelijen Negara (BIN).

Terkait aksinya, Bjorka mengaku hanya ingin menunjukkan kebobrokan lembaga pemerintah karena dipimpin bukan oleh para ahli.

"this is a new era to demonstrate differently. nothing would change if fools were still given enormous power. the supreme leader in technology should be assigned to someone who understands, not a politician and not someone from the armed forces. because they are just stupid people," kicau Bjorka.

(ini adalah era baru untuk berdemo dengan cara berbeda. Tidak ada yang akan berubah jika orang bodoh masih diberi kekuatan yang sangat besar. Pemimpin tertinggi dalam teknologi harus ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politisi dan bukan seseorang dari angkatan bersenjata. karena mereka hanyalah orang-orang bodoh, red).

Respons Pertamina

Ketika dikonfirmasi, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting memastikan bahwa pihaknya sangat memperhatikan keamanan data konsumen.

"Kami telah menerapkan standar keamanan informasi dan bekerjasama dengan pihak-pihak yang mendukung pengamanan data," ujar Irto seperti melansir tempo.

Irto menyatakan Pertamina telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menjaga keamanan data, khususnya data pendaftar Program Subsidi Tepat.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar