Tak Cuma Inflasi, Ekonom Prediksi Bakal Terjadi Deflasi

Rabu, 31/08/2022 06:34 WIB
Rupiah  (Bisnis)

Rupiah (Bisnis)

Jakarta, law-justice.co - Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual meramal inflasi pada Agustus 2022 berada pada kisaran 4,79% secara tahunan atau year on year (yoy).

Angka ini lebih rendah dari inflasi Juli 2022 yang hampir menyentuh angka 5%, yaitu 4,94% secara tahunan. Sementara secara bulanan, terjadi deflasi 0,11 % pada Agustus 2022.


David menjelaskan, melandainya inflasi pada Agustus 2022 dikarenakan nilai rupiah masih relatif stabil sepanjang bulan Agustus 2022. Sementara itu, harga bahan pokok juga masih relatif stabil seiring dengan musim panen yang mulai terjadi di beberapa daerah.

"Namun beberapa bahan pangan seperti telur masih tinggi, tetapi harga bahan pangan yang lain seperti cabai, bawang, dan lain-lain relatif stabil," ujar David dikutip dari Kontan, Rabu (31/8/2022)

Sementara itu, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky juga meramal inflasi pada Agustus 2022 lebih rendah jika dibandingkan pada posisi Juli 2022.

Ia memperkirakan inflasi pada Agustus 2022 berada pada angka 4,80% secara tahunan. Melandainya inflasi pada Agustus 2022 didorong karena adanya deflasi di beberapa komoditas pangan seperti bawang dan cabai merah yang mulai mengalami stabilisasi stok.

"Tarif angkutan juga menurun karena sudah melewati masa liburan. Sedangkan kelompok harga bergejolak masih akan tinggi nampaknya inflasinya" katanya.

Secara bulanan, Riefky memperkirakan akan terjadi deflasi sebesar 0,10%. Kemudian sampai di akhir tahun nanti, Riefky menduga inflasi bisa mencapai 6% hingga 7% dengan melihat skenario kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Sementara itu, Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Banjaran Surya Indrastomo memperkirakan inflasi Agustus 2022 sebesar 4,84% secara tahunan, atau lebih rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya.

Hal ini utamanya didorong oleh penurunan inflasi dari sisi harga bergejolak sejalan dengan menurunnya harga beberapa komoditas pangan seperti cabai merah, bawang merah dan minyak goreng.

Banjaran mengatakan, rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi seperti pertalite dan solar pada tahun ini, akan menjadi katalis negatif bagi pergerakan inflasi sampai akhir tahun 2022.

Ia meramal, inflasi pada akhir tahun ini bisa mencapai 5,28% secara tahunan. Sementara secara bulanan, pada Agustus 2022 terjadi deflasi sebesar 0,07%.

Kepala Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution juga meramal yang sama. Ia memperkirakan inflasi Agustus 2022 akan turun menjadi 4,79% yoy. Sementara inflasi bulanan pada Agustus 2022 diperkirakan akan turun signifikan dari 0,64% secara bulanan pada Juli 2022 menjadi deflasi 0,11% pada Agustus 2022.

Deflasi pada bulan Agustus terutama disebabkan oleh menurunnya harga beberapa bahan makanan seperti daging ayam, daging sapi, bawang merah dan bawang putih, cabe, dan lain-lain seiring dengan meningkatnya produksi dan pasokannya pada bulan Agustus 2022.

 

Sementara itu, dengan berakhirnya musim liburan sekolah, juga mendorong harga-harga jasa transportasi dan akomodasi kembali ke level normal setelah mengalami kenaikan yang signifikan selama musim liburan sekolah pada bulan Juli 2022 menyusul permintaan yang meningkat cukup signifikan.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar