Mirip Sri Lanka, di Irak Pendemo Serbu-Berenang di Istana Milik Negara

Selasa, 30/08/2022 19:11 WIB
Krisis Politik Irak (Net)

Krisis Politik Irak (Net)

Jakarta, law-justice.co - Sejumlah demonstran turun ke jalan dan menyerbu Istana Republikan Irak di Ibu Kota Baghdad pada Senin (29/8), sebagai bentuk protes setelah ulama kenamaan Moqtada Sadr memutuskan keluar dari politik awal pekan ini.

Seperti melansir cnnindonesia.com, Sadr keluar dari politik setelah Iraq didera krisis politik sejak Oktober 2021.

Saat itu, koalisi Sadr memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan parlemen, namun tak mencapai mayoritas, sehingga jalannya menjadi perdana menteri tak mulus.

Sadr dan koalisinya pun melayangkan protes setelah pada Juli lalu parlemen tiba-tiba mengumumkan kandidat lain, Mohammed al-Sudani, sebagai PM baru.

Hal tersebut membuat marah Sadr dan para pendukungnya hingga berdemo dan menyerbu gedung parlemen hingga mendesak parlemen bubar.

Pada Senin, para pendukung Sadr juga menyerbu satu Istana Republik Irak di Baghdad hingga memaksa pihak berwenang menerapkan jam malam total.

Sejumlah saksi mengatakan kepada CNN bahwa ratusan pendemo memenuhi Istana Republik Irak yang terletak di Zona Hijau, daerah dengan pengamanan paling ketat tempat gedung pemerintah dan kantor perwakilan negara asing di Baghdad bertempat.

Ratusan pedemo yang menerobos istana bahkan menyempatkan diri untuk berenang di kolam renang yang ada di gedung tersebut.

Akibat aksi ini, petugas keamanan Irak mengerahkan gas air mata dan peluru hidup. Setidaknya sepuluh orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka imbas bentrok ini.

Tak hanya itu, Perdana Menteri Mustafa Al-Khadimi harus menangguhkan seluruh pertemuan pemerintahannya sampai waktu yang tak ditentukan imbas demo ini.

Istana Republik sendiri merupakan tempat pertemuan anggota kabinet Irak.

Kerusuhan di Irak ini dinilai mirip dengan yang sempat terjadi di Sri Lanka beberapa bulan lalu kala ribuan masyarakat berdemo untuk menggulingkan pemerintahan mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa.

Warga Sri Lanka juga sempat menyerbu gedung pemerintahan seperti kantor perdana menteri hingga rumah presiden demi memaksa Rajapaksa lengser.

Ribuan pedemo bahkan menyempatkan berswafoto dan menikmati barang-barang mewah saat menyerbu rumah Rajapaksa.

Puluhan pedemo sampai berenang dan "berpesta" dengan memasak makanan dari dapur rumah Rajapaksa sebagai perayaan karena berhasil mengusir sang presiden.

Presiden Rajapaksa akhirnya menyatakan mundur pada akhir Juli lalu setelah kabur keluar negeri menghindari amukan massa yang menyerbu rumah dinasnya dan kemungkinan penangkapan.

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar