Qatar Banjir Pujian, Usai Akui Palestina Coret Israel dari Piala Dunia

Senin, 29/08/2022 10:20 WIB
Piala Dunia 2022 (FIFA)

Piala Dunia 2022 (FIFA)

Jakarta, law-justice.co - Pujian tak henti-hentinya disampaikan atas keputusan tuan rumah Piala Dunia 2022 yakni Qatar.

Qatar diketahui telah mencoret nama Israel sebagai negara dari piala dunia 2022 dan menggantikannya dengan Palestina.

Seperti yang diketahui, mayoritas negara-negara barat justru mengakui Israel sebagai negara namun tidak dengan Palestina.

Dua reaksi berbeda muncul terkait keputusan Qatar ini.

Di satu sisi, pujian disampaikan oleh para netizen di seluruh dunia yang mendukung kemerdekaan Palestina.

Sementara itu warga Israel berang atas kebijakan yang diambil oleh Qatar.


Melansir Doha News, para warganet mendukung Qatar menyuarakan kebenaran bahwa Palestina adalah negara yang dijajah oleh Israel.

"Terima kasih Qatar telah mencoret nama Israel dari daftar negara di piala dunia. Salut kepada pemerintah Qatar," jelas seorang warganet.

Qatar sendiri sudah sejak dulu mengambil sikap mendukung Palestina, tidak seperti negara-negara arab tetangganya yakni Uni Emirat Arab dan Bahrain yang kini telah menjalin hbungan dengan Israel.

Ahli Keamanan dan Kebijakan Luar Negeri, Heath Sloane menyebut Qatar wajib untuk memerlakukan seluruh negara sama secara adil termasuk Israel.

Para kelompok pro Israel menyebut apa yang dilakukan oleh Qatar termasuk dalam aksi anti-semit.

Sementara itu Emir alias pemimpin negara Qatar, Tamim bin Hamad al-Tsani membantah soal tudingan anti semit.

"Anti-Semitisme sekarang digunakan secara salah terhadap semua orang yang mengkritik kebijakan Israel, dan ini berdampak pada perjuangan melawan rasisme dan anti-Semitisme yang sebenarnya," tegas sang Emir.

 

Wajib Beli Tiket Asal Palestina

Sebagai informasi, situs resmi untuk pemesanan tiket pertandingan dan hospitality Piala Dunia Qatar 2022 mencantumkan Palestina dalam daftar negara, bukan Israel.

Tentu ini menjadi prasyarat bagi warga Israel yang ingin memesan tiket ke Doha untuk menonton laga 2022 FIFA World Cup.

Sebab, mereka harus memilih Palestina sebagai nama wilayah mereka, bukan Israel.

Dikutip dari laman Arab News, Winterhill Hospitality merupakan agen penjualan eksklusif di bidang hospitality atau akomodasi untuk pertandingan Piala Dunia 2022 Qatar di wilayah Asia dan Oseania untuk program resminya.

Kantor berita Palestina WAFA mengatakan, sebelumnya daftar itu mencantumkan istilah "Palestine Territory, Occupied" atau "Wilayah Palestina, (yang) Diduduki" hingga akhirnya diubah menjadi cukup "Palestina."

Penggemar sepak bola Arab pun ramai-ramai memuji langkah pencantuman Palestina dari sebutan `wilayah` menjadi `negara` itu di media sosial.

Menurut para fans bola Arab, pengubahan sebutan itu digambarkan sebagai langkah berani dan benar untuk mengakui Palestina sebagai negara dalam daftar, bukan Israel.

Isu ini pertama kali diangkat oleh media Israel pada Rabu (24/8/2022), karena Israel juga tidak terdaftar di bagian Eropa.

Terima kasih kepada Qatar karena mencoret nama Israel dari daftar negara-negara Piala Dunia. Salut untuk Pemerintah Qatar, tulis salah satu warganet dalam cuitan di media sosial Twitter.


Penggemar sepak bola Lebanon Ali Halawi mengatakan, dirinya senang melihat negara Arab mendukung Palestina.

Qatar telah memutuskan untuk tidak mengakui eksistensi Israel dan tidak memberi mereka hak untuk bergabung dengan acara yang berbahasa Arab, seperti ketika ada event asing yang digelar dan penyelenggara berhak memutuskan untuk tidak mengizinkan siapa pun yang tidak mereka kehendaki untuk hadir, katanya kepada Arab News.

Halawi mengatakan wacana tidak melibatkan politik dalam olahraga hanyalah mitos yang kini telah runtuh, terutama karena FIFA dan UEFA mengizinkan tim, klub, dan penggemar olahraga untuk menunjukkan solidaritas dengan Ukraina dalam perangnya dengan Rusia.

Badan sepak bola internasional harus melakukan hal yang sama [terhadap konflik Israel vs Palestina], karena Rusia dianggap sebagai agresor dan penjajah, begitu juga Israel," pungkas Halawi.

Namun, Ali Ebrahim dari Irak mengatakan penyebutan Palestina sebagai negara tidak jadi masalah baginya sebagai penggemar sepak bola, karena tidak ada tim yang lolos ke turnamen tersebut.

Itu hanya penting (untuk) para penggemar negara-negara yang lolos ke acara besar tersebut, katanya kepada Arab News.


Ebrahim menambahkan, langkah itu tidak lebih dari kemenangan moral bagi rakyat Palestina.

Sementara, seorang pengacara AS-Palestina, sebut saja Jamal, mengatakan, daftar itu adalah "langkah yang diapresiasi," yang secara tidak langsung mengakui hak-hak Palestina dan perjuangan mereka bebas dari pencaplokan Israel.

Bukannya ini akan mengubah apa pun, tetapi ini jelas adalah kemenangan emosional dan moral. Saya suka sepak bola dan benci politik, jadi saya lebih suka tidak banyak bicara dan lebih memilih untuk menikmati permainannya, tambahnya.

Kemudian, seorang warga bernama Samer Osman mengatakan dia tidak suka melibatkan olahraga dalam masalah politik apa pun, dan tidak yakin apakah langkah itu akan meningkatkan kualitas hidup warga Palestina khususnya yang berada di Tepi Barat atau Gaza.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar