Pandemi Covid-19 dan Krisis Paksa Perempuan Inggris Jadi PSK

Jum'at, 26/08/2022 11:00 WIB
Ilustrasi Prostitusi (Foto: Kricom.id)

Ilustrasi Prostitusi (Foto: Kricom.id)

Jakarta, law-justice.co -  Data terbaru dari English Collective of Prostitution mencatat jumlah wanita pekerja seks di Inggris terus naik, terpantau sejak awal Juni.


"Krisis biaya hidup sekarang mendorong wanita menjadi pekerja seks dengan berbagai cara. Apakah itu di jalan, di tempat atau online," kata Juru Bicara Niki Adams, dikutip dari SkyNews.

Pandemi COVID yang memicu krisis ekonomi menjadi salah satu alasan wanita terpaksa menjadi pekerja seks. Tidak banyak keluarga yang menerima bantuan tunai juga membuat mereka mau tidak mau harus melakukan pekerjaan berisiko tersebut demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.


Dari perspektif kesehatan, pekerja seks berisiko tinggi mengalami banyak masalah kesehatan, mulai dari infeksi seksual hingga masalah narkoba dan alkohol.

Perempuan yang terlibat dalam pekerjaan seks berisiko lebih tinggi terkena infeksi menular seksual (IMS), kekerasan seksual atau fisik, penahanan, dan pemaksaan reproduksi daripada populasi umum.

Dari laman American College of Obstetricians and Gynecologists, wanita pekerja seks memiliki risiko empat kali lebih besar mengidap gonore, klamidia, sifilis, dan hermes dalam satu waktu. Selain itu prevalensi HIV juga sangat tinggi pada kelompok tersebut

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar