Polisi Gerebek Lokasi Judi, Anehnya Tak Ditangkap Satu Orangpun?

Kamis, 25/08/2022 10:20 WIB
Lokasi judi di Sumut (Net)

Lokasi judi di Sumut (Net)

Medan, Sumatera Utara, law-justice.co - Polisi kembali melakukan penindakan di lapak isap sabu dan judi di Desa Namorube Julu, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Rabu (24/8/2022) lalu.

Lokasi lapak isap sabu dan judi ini disebut-sebut merupakan yang terbesar di Sumatera Utara.

Lapak ini juga bertahun-tahun beroperasi tanpa tersentuh hukum.


Kali ini, polisi melakukan penindakan di lokasi tersebut. Namun sayang, polisi tidak berhasil menangkap seorang pun pelaku, termasuk pengelolaan tempat itu

Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan, ini merupakan kali kesekian lokasi ini dilakukan penindakan.

"Hari ini kita melakukan penindakan untuk kesekian kalinya, harapan kami tempat ini benar-benar bersih dari segala macam gangguan Kamtibmas," kata Fathir, dikutip dari Tribun, Kamis (25/8/2022)

Ia menyebutkan, petugas hanya melakukan penindakan di dua lokasi yang kebetulan hanya tempat nya bersebelahan.

"Terimakasih kepada masyarakat yang telah menginformasikan, untuk hari ini kita sudah melakukan penindakan. Mudah-mudahan kedepan tidak ada lagi tempat - tempat yang seperti ini," sebutnya.

Namun, ia tidak menjelaskan secara detail terkait apa saja yang ditemukan di lokasi dan apakah ada pelaku yang ditangkapnya.

Sementara itu, Kasat Narkoba Polrestabes Medan, Kompol Rafles Langgak Putra Marpaung, yang juga turut ikut dalam penindakan tersebut enggan diwawancarai.

Terlihat tempat tersebut telah kosong saat petugas tiba.

Polisi yang tiba langsung melakukan menghancurkan di gubuk - gubuk yang dijadikan lapak untuk pesta narkoba.

Polisi menghancurkan gubuk-gubuk ini menggunakan mesin pemotong kayu.

Di lokasi terlihat sejumlah barang bukti berupa Bong atau alat penghisap sabu dan sejumlah plastik klip berserakan dimana-mana.

Gubuk-gubuk ini juga memiliki loket, untuk pembelian narkoba dan penyewaan bong atau alat hisap.

Didepan loket tertera, untuk sekali sewa dipatok dengan harga Rp 5 ribu.

Selain itu, di dinding bangunan juga terpampang larangan membawa handphone.

Setiap pengunjung yang datang tidak diperkenankan membawa HP, karena takut direkam.

"Dilarang membawa HP, jika kedapatan akan disita," demikian tulisan di dinding lapak isap sabu terbesar di Sumut itu.

Suasana gubuk di sana sangatlah luas, dan terdapat bilik-bilik yang diduga dipakai untuk pesta narkoba.

Setelah dihancurkan, dua buah gubuk di bakar oleh petugas.

Tampak, di belakang areal bakal terdapat sungai yang diduga untuk pelarian para pelaku ketika petugas datang.

Hingga penindakan berakhir tidak tampak satu orang pun yang diamankan oleh pihak kepolisian.

Informasi yang diperoleh oleh Tribun-Medan, selama ini, lapak isap sabu dan judi terbesar di Sumut itu disebut-sebut dijaga sejumlah oknum, hingga anggota OKP dari kelompok tertentu.

Lokasi yang diduga dibekingi aparat ini juga sebelumnya sempat viral, karena beredarnya rekaman video yang memperlihatkan sejumlah laki-laki dan wanita sedang nyabu di balik-balik bilik.

Setelah video tersebut viral, petugas pun kemudian langsung melakukan penggrebekan, pada Sabtu (20/8/2022) kemarin.

Saat itu, petugas pun tidak menemukan seorang pun pelaku.

Sebelumnya, Anggota DPRD Sumut, Zainuddin Purba mengatakan bahwa penggerebekan gubuk isap sabu dan barak narkoba yang dilakukan petugas Polda Sumut di dekat diskotek Sky Garden Jalan Sei Petani, Kelurahan Tanah Seribu, Kecamatan Binjai Selatan cuma ecek-ecek.

Kata Zainuddin Purba, bahwa sebelum penggerebekan dilakukan polisi, sejumlah bandar narkoba dan pengelola gubuk isap sabu sudah mengosongkan lokasi sebelum kedatangan polisi.

Sehingga, politisi Golkar Sumut ini mengatakan bahwa penggerebekan gubuk isap sabu dan barak narkoba dekat Sky Garden ini cuma lawak-lawak saja.

"Razia ecek-ecek kembali dipertontonkan Kapoldasu ke barak narkoba. Prihatin, lava-lavaque, tak berbobot dan tak berkualitas," kata Zainuddin Purba yang akrab disapa Pak Uda ini, Minggu (21/8/2022).

Ia mengatakan, dirinya tahu betul lokasi yang digerebek polisi.

Sebab, lokasi gubuk isap sabu itu ada di dekat permukiman tempatnya tinggal.

"Malam Sabtu nya, para bandar sudah mengosongkan dan membersihkan semua barak-barak narkoba beserta judi mesinnya," ungkapnya.

Dia juga mengatakan, setelah melihat lokasi tersebut kosong dan telah ditinggalkan oleh para pelaku, dirinya sempat memberitahukan hal tersebut kepada seorang petinggi di Polda Sumut.

Namun, pemberitahuan nya itu tidak digubrisself sekali.

"Saya WhatsApp salah satu petinggi Poldasu, bahwa semua barak sudah kosong dan bersih, berarti kalian mau razia ke lapangan. Tapi WhatsApp saya tidak dibalas, cuma dibaca saja," tuturnya.

Setelah melayangkan pesan, polisi pun datang pada Sabtu (20/8/2022) setelah gubuk isap sabu ditinggal para bandar dan pengelola.

Tak pelak, Pak Uda pun merasa penggerebekan cuma akal-akalan saja.

"Benar saja, besok siangnya Sabtu 20 Agustus masuk tim razia dari Poldasu bersama Polrestabes Medan dibantu staff Brimob Binjai ke lokasi barak-barak, tentunya mereka tidak mendapatkan apapun di lokasi," tambahnya.

Ia khawatir, penggerebekan tanpa penangkapan pelaku bandar dan pengelola gubuk isap sabu akan menghilangkan rasa percaya masyarakat terhadap institusi penegak hukum.

"Kami tidak bisa mengatakan ini bocor dari dalam atau lain sebagainya. Namun dengan kejadian ini, tingkat kepercayaan masyarakat kepada polisi di bawah Kapoldasu Irjen RZ Panca Simanjuntak ini semakin menurun, bukan semakin meningkat," ungkapnya.

Pak Uda mengungkapkan, bahwa di lingkungannya razia yang dilakukan oleh pihak kepolisian banyak mendapatkan ejekan dan jadi bahan tertawaan.

"Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi jabatan Kapoldasu ini, karena gara-gara pimpinan yang tidak berkualitas berimbas kepada personel yang masih banyak berintegritas, berdedikasi dan profesional," tegasnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan akan selalu melakukan kritik terhadap makin maraknya narkoba di Sumatera Utara.

"Karena Sumatera Utara ini harus bebas dari narkoba, tidak bisa ditawar - tawar lagi, agar para pemuda Sumatera Utara ini dapat berdaya saing dengan provinsi lain dan negara lain di dunia," katanya.

Pria yang pernah berunjuk rasa seorang diri di depan Polda Sumut ini juga menyebutkan, bahwa razia yang dilakukan oleh pihak kepolisian beberapa waktu lalu di sejumlah tempat hanyalah formalitas.

"Sudah berulang-ulang kali seperti ini, tidak ada satu pun penjual dan serta pemakai yang ditangkap. Dan hari ini para bandar sudah memasukkan kembali alat-alat judi mesinnya, sudah beroperasi kembali," pungkasnya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar