Tanda-tanda Perang Dunia 3, China Mulai Serang Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping. (AFP Photo/Sputnik/Konstantin Zavrazhin)
Jakarta, law-justice.co - China dilaporkan telah meluncurkan serangan siber ke industri pertahanan Rusia. Hal ini diketahui dari informasi yang diberikan perusahaan antivirus Rusia, Kaspersky Lab.
Dalam laporan media Inggris Express, Kaspersky menyatakan ada kelompok peretas yang terhubung dengan pemerintah China bernama TA 428 yang melakukan kegiatan hacking terhadap kompleks industri militer milik Moskow. Mereka mengkonfirmasi ada 10 perusahaan Rusia yang menjadi korban peretasan ini.
"Serangan itu menargetkan pabrik industri, biro desain dan lembaga penelitian, lembaga pemerintah, kementerian dan departemen di beberapa negara Eropa Timur (Belarusia, Rusia, dan Ukraina), serta Afghanistan," ujar perusahaan itu, dikutip Rabu (17/8/2022).
"Analisis informasi yang diperoleh saat menyelidiki insiden menunjukkan bahwa spionase dunia maya adalah tujuan dari rangkaian serangan ini."
Kaspersky mengatakan gelombang serangan yang ekstensif pertama kali terdeteksi pada bulan Januari. Serangan itu menggunakan malware Windows baru untuk menutup pintu belakang entitas dan organisasi pemerintah di industri pertahanan.
"Peretas menggunakan email seperti phising yang berisi informasi rahasia tentang organisasi yang ditargetkan dan kode berbahaya untuk menyebarkan malware PortDoor," tambah laporan itu.
Laporan ini sendiri muncul tatkala hubungan China dan Rusia sedang menjadi sorotan. Pasalnya Rusia saat ini sedang diembargo oleh Barat akibat serangannya ke Ukraine dan Beijing dianggap mampu menjadi penyelamat ekonomi Moskow. China bahkan menentang keputusan beberapa negara untuk menjatuhkan sanksi pada Rusia.
Selain itu, keduanya memiliki sebuah kemitraan strategis tanpa batas. Kemitraan ini disusun untuk membendung hegemoni dan dominasi negara-negara Barat pimpinan AS.
Akan tetapi, seorang pakar militer yang juga mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Callahan, mengatakan tetap ada potensi perang antara keduanya lantaran niat China untuk menguasai Siberia. Callahan menegaskan bahwa bila hal ini terjadi maka Perang Dunia 3 akan terjadi
Pasalnya, bila Beijing benar-benar menyerang Siberia dalam waktu dekat ini, Rusia kemungkinan besar akan menerjunkan senjata nuklir. Pasalnya, saat ini Rusia sedang meluncurkan serangan militer besar di Ukraina dan melakukan mobilisasi pasukan ke wilayah itu memiliki tantangan yang berat.
Komentar