Jokowi Sebut Ada yang Lebih Ngeri dari Pandemi Covid, Apa itu?

Senin, 08/08/2022 17:20 WIB
Demonstrasi perubahan iklim yang berlangsung di Kawasan Patung Arjuna Wiwaha, Jakarta, Jumat (5/11) llalu diikuti oleh ratusan masa aksi. Mereka Menuntut salah satunya Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan krisis iklim di Indonesia bukanya melindungi oligarki dan bisnisnya. Robinsar Nainggolan

Demonstrasi perubahan iklim yang berlangsung di Kawasan Patung Arjuna Wiwaha, Jakarta, Jumat (5/11) llalu diikuti oleh ratusan masa aksi. Mereka Menuntut salah satunya Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan krisis iklim di Indonesia bukanya melindungi oligarki dan bisnisnya. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap ancaman yang lebih `menakutkan` ketimbang pandemi Covid-19. Ancaman yang dimaksud adalah perubahan iklim yang kini dalam kondisi yang kritis.


Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional Badan Meteorologi, Klimatologl dan Geofisika (BMKG) secara virtual, Senin (8/8/2022).


"Kita menghadapi tantangan perubahan iklim yang berada pada kondisi yang kritis," kata Jokowi.

Jokowi lantas mengutip data yang dikeluarkan World Meteorological Organization yang menyatakan indikator perubahan iklim dan dampaknya pada tahun 2021 lalu semakin memburuk, di mana dalam tujuh tahun terakhir bumi mengalami suhu terpanas.

"Kondisi ini menjadi tantangan nyata bagi kita. Penanggulangan perubahan iklim menjadi isu prioritas dan tantangan global setelah meredanya Covid-19," jelasnya.

Jokowi menyebut, dampak perubahan iklim begitu luas dan multi sektoral, salah satuny terkait bencana alam dan ketahanan pangan. Bahkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menyebut lebih dari 500 juta petani yang memproduksi lebih dari 80% sumber pangan merupakan kelompok paling rentan terhadap perubahan iklim.


"WHO juga memprediksi akan ada 13 juta orang kelaparan akibat terhambatnya rantai pasok dunia akibat perang Ukraina. Hati-hati ini persoalan yang sangat serius, perlu penanganan yang komprehensif, perlu antisipasi sedini mungkin, secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya," katanya.

Jokowi memandang, perlu ada kebijakan dan sistem yang tangguh untuk menjamin ketahanan pangan secara merata dan berkesinambungan. Selain itu, perlu sistem peringatan dini saat bencana akan terjadi.

"BMKG punya peran sangat strategis untuk mewujudkannya, khususnya terkait monitoring prediksi dan peringatan dini kondisi cuaca serta iklim ekstrim. Ini sangat membantu untuk perumusan strategi pencegahan dan penanggulangan," katanya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar