Tiket Masuk Naik Melangit ,Industri Local Jadi Mati di P.Komodo

Sabtu, 06/08/2022 14:16 WIB
Komodo serba mahal foto bisniswisata.co.id

Komodo serba mahal foto bisniswisata.co.id

law-justice.co - Pemerintah telah menetapkan harga tiket masuk Rp 3,75 juta dan berlaku sejak 1 Agustus 2022.

Baca juga: Tiket Masuk ke Pulau Komodo Naik, PHRI Manggarai Barat: Banyak Travel Agen Batalkan Paket Wisata

Pemerintah telah menetapkan harga tiket masuk Rp 3,75 juta dan berlaku sejak 1 Agustus 2022.


“Ada ratusan wisatawan yang membatalkan kunjungan ke Manggarai Barat,” kata Ketua Asosiasi Travel Agen Indonesia (Astindo) Kabupaten Manggarai Barat, Ignasius Suradin kepada wartawan di Labuan Bajo, (4 /8/2022).

Ia menjelaskan, ratusan wisatawan baik wisatawan domestik dan mancanegara yang sudah berencana dan berniat mengunjungi Pulau Komodo dan Labuan Bajo langsung membatalkan rencana mereka.

Pasalnya, tarif masuk Pulau Komodo sebesar 3,75 juta rupiah dirasa terlalu mahal.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah mengkaji kembali keputusan menaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo di Manggarai Barat.

Diketahui, aksi mogok assosiasi dan pelaku usaha pariwisata di Labun Bajo, Kabupaten Manggarai Barat menolak kenaikkan harga tiket masuk ke Taman Nasional Komodo sempat membuat pelayanan jasa transportasi di Bandara Komodo terhenti.

Aksi mogok pada Senin 1 Agustus 2022 itu memaksa pemerintah setempat turun tangan untuk mobilisasi wisatawan dari Bandara ke hotel dan penginapan.

Baca juga: Rugikan Pariwisata Labuan Bajo, Anggota DPR Ini Juga Tolak Kenaikan Tarif ke Pulau Komodo

Pantauan team media , Rabu 3 Agustus 2022, aktivitas di Bandara Komodo sudah kembali normal, hanya saja terjadi penurunan jumlah penumpang yang turun di Bandara Komodo.

Informasi yang dihimpun, hari ini terdapat sepuluh pesawat yang mendarat di Bandara Komodo. Pesawat terakhir yang mendarat yakni pukul 15.00 Wita.

Sementara itu total jumlah penumpang hari ini 817 orang atau mengalami penurunan dari sebelum tarif harga tiket masuk Taman Nasional Komodo diterapkan.

Sebelum diberlakukannya tarif masuk Taman Nasional Komodo, yang baru, sehari jumlah penumpang yang turun di Bandara Komodo bisa mencapai 1.000 orang.

Diberitakan : Akibat Tarif Masuk ke Pulau Komodo Naik, Pekerja Wisata dan Masyarakat di Labuan Bajo Mogok Sebulan

Edy, salah satu warga di Labuan Bajo yang bergelut dalam usaha layanan jasa transportasi, menerangkan kondisi di Bandara di Komodo sebenarnya sudah membaik sejak kemarin, Selasa 2 Agustus 2022.

“Sudah lancar kok sejak kemarin. Aman, pesawat kami pantau hari ini ada sepuluh dan memang sebelum ada aksi mogok jumlah Sembilan dan sepuluh,” ujarnya.

Kendati demikian, menurut Edi, jumlah wisatawan asing berkurang dari sebelumnya. “Yah kalau kita lihat di Bandara sebelumnya banyak orang asing tapi hari ini sedikit saja,” ungkapnya.

Rumah makan sepi pengunjung


Pemilik rumah makan di Lembor, Kabupaten Manggarai Barat mengeluhkan sepi konsumen pasca kenaikan tarif Taman Nasional Komodo, Jumat (5/8/2022)
Dampak kenaikan tiket masuk tersebut, pengusaha Rumah Makan Anugerah Lembor, Kecamatan Lembor mengaku pengujung berkurang.

"Tidak terlalu ramai, agak berkurang setelah ada kenaikan harga tiket masuk itu dan juga ada demo itu, ya pokoknya sejak berita terkait itu pengujung datang makan disini tidak terlalu ramai," ujar Kernel, pemilik Rumah Makan Anugerah   Jumat 5 Agustus 2022.

Baca juga: Tarif Masuk ke Pulau Komodo Naik, Pekerja Wisata dan Masyarakat di Labuan Bajo Mogok Sebulan

Kernel mengaku pengunjung banyak hanya orang-orang lokal yang melakukan perjalanan dari Labuan Bajo ke Ruteng, begitu pun sebaliknya. Sedangkan wisatawan asing sangat kurang.

"Yang makan paling banyak itu orang-orang lokal yang melakukan perjalan, kalau wisatawan asing memang ada, tapi tidak banyak tidak seperti sebelum kenaikan tarif itu," ujarnya.

Kernel mengaku, dengan berkurangnya pengujung, maka berdampak pada pendapatan usahanya berkurang.

Kernel juga berharap agar tarif yang ditetapkan itu bisa diturunkan. Karena menurutnya selain berdampak pada pendapatan usaha menurun, juga membantu masyarakat lokal untuk bisa mengunjungi TN Komodo.

Baca juga: Tarif TN Komodo Naik, Ribuan Pelaku Parekraf Terancam Jadi Pengangguran hingga Muncul Isu Pungli

"Harga naik boleh itu wajar, tapi jangan terlalu mahal, karena harus mengingat juga selain penghasilan usaha warga berkurang, ini juga berdampak pada orang-orang lokal tidak bisa pergi berwisata ke sana. Padahal mereka ini sebagai tuan rumah, kasihan kalau mahal begini orang lokal pasti setengah mati," ujar pemilik usaha lokal.

 

Pengalaman turis dari Prancis kelahiran Indonesia  Anisa bercerita pada Law-Justice , Pengalaman nya  di taman komodo: 1. kita diwajibkan bayar 2 taman, Komodo dan Padar, padahal kita gak mau ke Padar. Krn Padar katanya tutup jam 10 pagi.

2. Dgn full harga dan kewajiban ambil guide, ternyata kita cuma boleh jalan2 di pantai. Terus kita paksa, guide mau antar kita utk trekking yg 2,5 km. Kita paksa lagi sampai jalan 4 km. Karena kita sudah bayar full, kenapa tidak boleh jalan sesuai dengan keinginan kita.

Alasannya jalan blum dibersihin, sengaja belagak nyasar, sampai kita tg nunjukin jalan yg jelas terlihat dan banyak bekas sepatu. Guide ini benar2 menganggap kita oeang bego. Saya bilang, banyak taman nasional di eropa gratis, dan eropa biasa trekking. Dgn harga masuk semahal itu, jelas turis manca negara komplain semua, kalau cuma bole di pantai saja

 

Terus 5 tahun yang lalu  kita ke Padar, nggak bayar dan tanpa guide. Skrg ternyata hrs bayar 120 ribu per orang, dan harus ambil guide. Wong jalan cuma satu, gak logis dong ambil guide .

Pokoknya semua turis asing sangat kecewa dengan sistem penerimaan turis disini. Mahal tanpa ada timpal balik dgn service yg bagus, profesional, bersih...

Jadi semuanya merasa ditipu..

Di Koka Beach, masuk gang menuju pantai, hrs bayar. Tadinya 10 ribu, tapi  begitu liat bule, langsung naik 2x lipat. Dan jalan rusak berat. Sampai dekat pantai, hrs bayar 10 ribu lagi. Mau liat pemandangan di atas bukit, hrs bayar 5000.

 Banyak deh tempat2 begini ,....

 Blm lagi kalo tanya harga, kalo Ericanton  (sang suami ) yg nanya bisa 2x lipat dari  kalo guwe  yang nanya.

 Yang  perlu disadari, Flores dan Labuan Bajo itu mahal.sekali akibat tidak penertiban dari Aparat setempat. Banyak mafia yg pikir turis itu orang  bego semua.

Sekarang dgn rencana kenaikan harga komodo, yg lain akan menjadi -jadi  naikin harga seenaknya juga. Akhirnya turis gak akan datang ke flores.

 Blm lagi masalah monopoli org2 tertentu di pulau2 Riung, yg akan mematikan mata pencaharian org lokal.

Kalo gw, yg skrg bisa dianggap turis asing, seharusnya pemerintah justru membangun kualitas orang Flores dlm pariwisata, bukan cuma yg di hotel besar, tp yg di kampung yg dikunjungin oleh turis.

Mereka harus belajar menghormati dan memberikan harga yg jelas, sesuai dgn kondisi.

Kalo kondisi jelek, jangan kasih harga kayak bintang 5 lah

Gue batalin ke Wae Rebo stlh denger byk yg komplain ttg harga. Bahkan supir dan agen juga komplain. Mereka kasih harga lain sama agen, trus sama supir lain lagi, trus sampai di tempat, turis digetok abis, jauh lebih mahal dari harga yg diumumkan sblmnya. Gue denger supir dan agen skrg akhirnya berhenti kirim turis kesana. Mereka malu dengan kelakuan orang Wae Rebo. 

 

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar