Rumah Sehat Dominan Biru, DPRD Kritik Anies Dukung Parpol

Sabtu, 06/08/2022 11:10 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (SinPo)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (SinPo)

Jakarta, law-justice.co - Ketua Komisi E DPRD DKI Iman Satria mewanti-wanti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar penjenamaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi rumah sehat untuk Jakarta tak dibawa ke ranah politik.

Hal ini diungkapkan Iman menanggapi banyaknya kritikan dari berbagai kalangan soal kebijakan yang baru dikeluarkan Gubernur Anies Baswedan.

"Sebagai Ketua Komisi E saya melihatnya sah-sah saja kalau mau diubah, asal jangan berbau politik," ujar Iman Satria saat dihubungi, Jumat (5/8/2022).

Menurutnya, banyak pihak mengkaitkan kebijakan ini ke ranah politik karena adanya perubahan logo rumah sakit.

Kini, 31 RSUD yang diganti menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta memiliki logo dominan warna biru.

Warna ini pun disebut-sebut identik dengan partai politik (parpol) partai politik tertentu.

Sebagai informasi, sosok Anies Baswedan kini tengah masuk bursa capres 2022 Partai NasDem bersama Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa.

Selain itu, hubungan Anies Baswedan dan Partai Demokrat belakangan juga kian mesra.
Kedua partai ini pun punya warna dominan biru seperti logo pada rumah sehat untuk Jakarta yang baru diluncurkan Anies Baswedan.


"Banyak yang menduga begitu karena mendekati tahun politik, jadi mengarah ke politis," ujarnya.

"Terus warnanya juga kan jadi mepet, nyerempet-nyerempet (partai tertentu). Saya takutnya dibawa ke situ arahnya," sambungnya.

Untuk menepis seluruh tudingan tersebut, Pemprov DKI melalui Dinas Kesehatan harus bisa meningkatkan pelayanan kesehatan di 31 RSUD yang diubah namanya itu.

Dengan demikian diharapkan kebijakan itu bisa benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan bukan gimmick semata.

"Saya hanya memberi catatan untuk meningkatkan service, tingkatkan pelayanan sehingga masyarakat melihat perubahan ini bermakna, bukan berbau politis," tuturnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan penjemaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta.

Penjemanaan atau umum dikenal dengan istilah branding pada RSUD ini sudah dirancang sejak lama.

Di mana, ide gagasan ini sudah mulai dibahas pada tahun 2019 lalu. Namun harus terhenti lantaran adanya pandemi Covid-19.

"2020 mulai awal, mulai kita siapkan langkah-langkahnya lalu muncul pandemi sehingga ini terhenti, baru kemudian diaktifkan lagi setelah kita bisa suasananya lebih memungkinkan," katanya di RSUD Cengkareng, Rabu (3/8/2022).

Adapun alasan penjenamaan ini turut dibeberkan oleh eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Selama ini rumah sakit selalu berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif. Sehingga mereka yang sakit bakal datang ke rumah sakit dengan harapan dapat sembuh.

Secara rinci, mereka yang datang ke rumah sakit haruslah mengidap penyakit lebih dulu.

"Nah di sisi lain pada saat pandemi kemarin kita menyaksikan pentingnya menjaga kesehatan, karena itu kita ingin agar rumah ini menjadi rumah di mana perannya ditambah," lanjutnya.

Penambahan peran ini pun diakuinya dalam berbagai aspek, yakni aspek promotif dan aspek preventif.

Sehingga datang ke `Rumah Sehat` untuk menjadi lebih sehat.

"Jadi rumah sehat ini dirancang untuk benar-benar membuat kita berorientasi pada hidup yang sehat, bukan sekedar berorientasi untuk sembuh dari sakit, karena itulah kemudian konsepnya disusun sebagai sebuah rumah sehat untuk Jakarta," ungkapnya.


Dalam kesempatan tersebut, Anies turut melakukan penyeragaman logo untuk seluruh rumah sakit se-Jakarta.

Pasalnya selama ini logo rumah sakit berbeda-beda seakan bukan kesatuan.

"Padahal semuanya adalah institusinya pemerintah yang memberi pelayanan kepada seluruh warga, yang warga bisa datang ke mana pun juga. Jadi, satu sisi adalah memperluas aspeknya, dari hanya dua, kuratif, rehabilitatif, ditambah dengan promotif dan preventif. Kemudian menyeragamkan semuanya," pungkasnya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar