Tertinggi Selama 21 Tahun, Inflasi Australia Tembus Hingga 6,1%

Minggu, 31/07/2022 16:50 WIB
Bangunan Ikonik di Australia (Net)

Bangunan Ikonik di Australia (Net)

Jakarta, law-justice.co - Tingkat inflasi di Australia terpantau melesat ke level tertinggi 21-tahun pada kuartal II-2022 dan kemungkinan meningkat lebih besar. Hal itu karena biaya makanan dan energi meledak, memicu spekulasi suku bunga akan perlu naik lebih dari dua kali lipat untuk mengendalikannya.

Laporan suram datang hanya sehari sebelum Bendahara Jim Chalmers dijadwalkan untuk memperbarui perkiraan anggaran pemerintah sebelumnya, dan dia sudah memperingatkan tingkat inflasi akan memburuk sebelum menjadi lebih baik.


"Ini akan menjadi konfrontasi. Inflasi direvisi naik secara substansial, pertumbuhan direvisi turun, dan semua implikasi yang ditimbulkannya," kata Chalmers, dilansir dari The Business Times, Minggu (31/7/2022)

Data dari Biro Statistik Australia menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) melonjak 1,8 persen pada kuartal Juni, sedikit di bawah perkiraan pasar sebesar 1,9 persen. Tingkat tahunan naik menjadi 6,1 persen dari 5,1 persen, tertinggi sejak 2001 dan lebih dari dua kali laju pertumbuhan upah.

Ukuran inflasi inti yang diawasi ketat, rata-rata yang dipangkas, naik 1,5 persen pada kuartal tersebut, mengangkat laju tahunan ke level tertinggi sejak seri dimulai pada 2003 di 4,9 persen. Itu membawa inflasi inti lebih jauh dari kisaran target 2-3 persen Reserve Bank of Australia (RBA).

Kondisi itu juga sekaligus memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan kebijakan pada 2 Agustus. RBA, seperti banyak bank sentral, salah langkah akibat kenaikan inflasi yang cepat dan harus menaikkan suku bunga tiga kali, pengetatan paling agresif dalam beberapa dekade.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar