Said Didu Sebut Mahfud MD Profesor yang Tak Sesuai Etika Ilmuwan

Rabu, 27/07/2022 20:50 WIB
Said Didu dan Mahfud MD (Net)

Said Didu dan Mahfud MD (Net)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD terlibat friksi di media sosial dengan eks Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu. Mereka saling menanggapi dengan argumen masing-masing.

Perdebatan keduanya diawali Said Didu yang mengomentari pernyataan Mahfud soal Islamofobia dengan menyinggung Abu Janda yang dimuat sejumlah artikel portal berita.

Said Didu yang aktif kritik pemerintah pun menyampaikan komentarnya. Dia bilang bahwa Islamofobia itu memang ada di Tanah Air. Namun, pihak yang melakukan seperti dibiarkan pemerintah.

"Sudah terbantahkan, bhw Islamofobia memang ada di Indonesia dan sepertinya yg melakukan hal tsb dibiarkan oleh pemerintah," tulis Didu di akun Twitternya, @msaid_didu yang dikutip, Rabu (27/7/2022) 

Komentar Didu ditanggapi Mahfud. Dia meminta agar pegiat media sosial itu membaca terlebih dulu sebelum menyampaikan komentar.

Menurut Mahfud, Didu selalu salah mempersepsikan pernyataannya. Dia pun menjelaskan maksud omongannya yang ramai dikutip media massa.

"Sy bilang kalau yg dimaksud Islamophobia itu kebencian dan ketakutan Pemerintah thd Islam maka itu tdk ada. Wong umat Islam di Indonesia sdh bebas msk dlm berbagai lapangan polsosbud dan institusi2 Islam tumbuh pesat," tulis Mahfud di akun Twitternya.

Dia menambahkan dalam utasan cuitannya bahwa yang bilang celana cingkrang, cadar itu kearaban dan kadrun bukan pemerintah. Tapi, kata dia, yang ngomong itu adalah kelompok orang terhadap kelompok lain.

"Kalau itu dianggap Islamofobia maka ada jg dong Keristenfobia, Hindufobia, Katolikfobia. Ada "orng" yg mengejek ritual Hindu, ada isu Keristenisasi," lanjut Mahfud.

Mahfud juga menyinggung ada pihak yang pernah menyampaikan di salib ada jin kafir. Bagi dia, itu bukan fobia tapi pernyataan seseorang.

"Yg bilang kadrun, cadar, Arab itu misalnys Abu Janda, bkn Pemerintah. Jd kalau dari orang ke orang scr privat fobia itu tertuju thd semua agama. Tp Pemerintah tdk benci, tdk takut, tdk fobi thd Islam," kata Mahfud.

Kemudian, beberapa jam setelahnya, Didu menimpali cuit Mahfud. Dia menyampaikan terimakasih atas julukannya bahwa dirinya selalu salah.

Dia menyindir status Mahfud yang merupakan akademisi bergelar profesor. Menurut dia, pernyataan Mahfud seperti tak sesuai dengan etika ilmuwan. Pun, jika pernyataan Mahfud sebagai Menko Polhukam juga tidak cocok. Sebab, pernyataan itu cocok bagi pejabat di negara otoriter.

"Prof @mohmahfudmd yth, terima kasih atas julukannya bhw "saya selalu salah". 1) Jika pernyataan Bpk tsb pernyataan sbg Professor sepertinya tdk sesuai dg etika ilmuwan. 2) jika pernyataan Bpk tsb sbg Menko sepertinya pernyataan tsb hanya cocok bagi pjbt di negara otoriter," ujar Said Didu.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar