Saudi Kepergok Sumbang Rp9,2 T Untuk Koruptor Malaysia, Untuk Apa?

Minggu, 24/07/2022 16:30 WIB
Nama Najib Razak mencuat sebagai tokoh reformasi. Namun, belakangan dia dikaitkan dengan skandal korupsi 1MDB. (REUTERS/Olivia Harris)

Nama Najib Razak mencuat sebagai tokoh reformasi. Namun, belakangan dia dikaitkan dengan skandal korupsi 1MDB. (REUTERS/Olivia Harris)

Malaysia, law-justice.co - Najib Razak yang merupakan mantan Perdana Menteri Malaysia pernah menghebohkan public karena scandal korupsi.

Aliran dana di rekeningnya dinilai mencurigakan, Najib Razak justru membongkar fakta mengejutkan soal sumber kekayaannya.

Bagaimana tidak, mantan PM Malaysia itu mengaku mendapat "sumbangan" dari Kerajaan Arab Saudi.

Pengakuan ini pun membuat publik keheranan mengapa Kerajaan Arab Saudi memberikan sumbangan kepada Najib dengan jumlah fantastis.

Hal ini diketahui setelah sang mantan PM Malaysia mempublikasikan dokumen terkait aliran dana yang masuk ke rekening pribadinya.

Melalui laman Facebook resminya, Najib Razak menampilkan dokumen yang ia klaim sebagai bukti jika uang senilai 2,6 miliar Ringgit atau Rp 9,2 triliun yang ada di rekeningnya merupakan sumbangan dari keluarga kerajaan Arab Saudi.

Dikutip dari Kompas, Minggu (24/7/2022), sumbangan tersebut ditransfer ke rekening pribadi Najib pada tahun 2015.

Rinciannya 80 jute dollar AS (Rp 1,1 triliun) berasal dari Kementerian Keuangan Arab Saudi dan 20 jute dollar AS (Rp 296,8 milliar) dari Pangeran Faisal Turkey Al-Saud.

Laporan itu disampaikan langsung oleh Wall Street Journal.

Namun penyidik yang melakukan investigasi terkait skandal 1MDB tidak percaya jika uang sebesar itu adalah donasi untuk Najib.

Lagian kenapa pula Najib yang sudah bergelimang harta menerima donasi bantuan.

Channel News Asia lantas memberitakan, Najib sudah mengunggah dokumennya itu di akun Facebooknya agar dapat dilihat semua orang.

Di antara dokumen itu, juga ada surat dari Pangeran Saudi Abdul Aziz Al-Saud, yang disebut sebagai "hadiah" senilai 100 juta dollar AS atau 1,4 triliun.

"Mengingat persahabatan selama bertahun-tahun dan gagasan baru sebagai pemimpin Islam modern, saya dengan ini memberi 100 juta dollar AS sebagai hadiah," tulis sang pangeran.

"Hadiah tidak boleh ditafsirkan sebagai korupsi karena bertentangan dengan praktik Islam," tambah sang pangeran dalam surat bertanggal 1 Februari 2011.

Disinyalir dokumen itu hanya sebagai bahan demi membersihkan nama Najib Razak dari kasus mega korupsi yang menderanya.

Tapi Najib berkilah jika sumbangan itu untuk membiayai partai Barisan Nasional untuk menjaga stabilitas politik Malaysia.

"Saya bukan lagi perdana menteri dan Raja Abdullah telah wafat, saya pikir pantas untuk mengungkap dokumen berikut untuk membersihkan nama saya dari berbagai tuduhan dan fitnah," ucap Najib.

Namun tetap saja pihak PM Mahathir tak percaya pernyataan Najib tersebut yang dianggap omong kosong belaka.

Mahathir yakin Najib menerima uang itu sebagai bentuk gratifikasi demi `mencangkokkan` kepentingan nasional Saudi ke Malaysia yang sekarang sedang diselidiki oleh pihak berwajib.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar